43. Buat Lo Aja!

2.2K 220 169
                                    

🎶 Play : Highlight - The Beginning 🎶

I'm afraid of this new start
Without you, by myself
Will I do a good job?
I'm worried about that

***

Pukul 8.38 pagi dua dari tiga guru yang turut serta dalam rombongan bus kelas IPS 1 dan 2 membangunkan siswa-siswi yang sebagian masih tidur untuk sarapan pagi sebelum melanjutkan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan.

Beberapa yang sudah bangun membantu para guru membangunkan anak-anak lain yang belum bangun. Setelah memastikan semuanya dalam keadaan sadar—tidak ada yang masih tidur—bus berhenti di salah satu rumah makan yang sudah bekerja sama dengan pihak travel agent dalam menyediakan konsumsi untuk peserta tour.

"Kita masih jauh ya?"

"Kapan nyampenya sih?"

"Baru berapa jam pantat gue udah panas rasanya,"

Dan blablabla lainnya keluar dari mulut anak-anak yang satu per satu keluar dari bus dengan teratur. Iya, teratur karena nyawanya masih setengah melayang. Setiap kelas menduduki satu meja makan panjang yang dapat ditempati oleh kurang lebih 20 orang.

"Kita udah kayak anak-anak panti asuhan belum sih?" Celetuk Hanbin yang masih berada di ambang batas antara sadar dan tidak sadar.

"Kayak korban bencana alam bang," Sahut Donghyuk yang duduk di sisinya.

"Kenapa rasanya canggung banget gabung sama anak IPA, anak IPS yang lain gini ya?!" Keluh Dea.

Rena mengangguk setuju tapi tidak memberikan tanggapan apapun, dia belum punya tenaga untuk cerewet.

"Soalnya kita jarang ngumpul bareng begini kak, makanya aneh rasanya." Akhirnya Jovi yang menganggapi.

"Gak perlu ngumpul bareng sih, berdua sama kamu aja lebih nyaman," Komentar Bobby yang sukses mendapat decakan kesal dari manusia-manusia yang mendengar kalimatnya.

Obrolan ringan mereka segera hilang setelah pramusaji datang membawa makanan untuk meja mereka. Aula yang semula hening kini mulai berubah riuh karena suara alat makan yang beradu atau karena suara manusia-manusia yang sibuk bercerita.

"Mohon perhatian, diberitahukan kepada seluruh ketua kelas dimohon untuk berkumpul sekarang di depan pintu masuk gedung untuk mendapat beberapa pengumuman. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih."

Jinan mendesah panjang, membuat beberapa pasang mata menoleh tak enak hati padanya.

"Apa gue aja yang kesana bang? Lo lanjutin dulu makannya," tawar Yoyo yang segera dibalas gelengan olehnya. Jinan berdiri dari kursinya, dengan kasar menyambar blazer sekolah yang beberapa saat lalu dia sampirkan di sandaran kursi.

"Dia badmood pasti kurang tidur," gumam Livi tiba-tiba membuat orang-orang di sekitarnya menyeringai jahil kearahnya.

"Apa?" Tanya Livi bingung. Semua kompak menggeleng dan berpura-pura mengabaikan apa yang tadi diucapkan Livi.

"Uhukk, kayaknya gue mau sakit deh Chan, butuh jaket gue Chan." June berpura-pura batuk, tidak lupa berakting menepuk dadanya seolah-olah ada yang mengganjal di sana.

"Kalo gue butuh minum Chan, seret nih, suka ngelindur cari air minum," Sambung Hanbin dengan mengurut pangkal hidungnya.

Paham akan situasi, Livia memilih diam, menunduk dan melanjutkan acara sarapannya yang tadi sempat terhenti dari pada terciduk salah tingkah.

Dia terlalu peka untuk menangkap apa yang dimaksud June dan Hanbin tadi!

Jaket dan botol minum. Livia nyaris histeris saat terbangun dan menemukan jaket Jinan ada di pangkuannya. Mungkin jika saat ini mereka masih pacaran hal itu akan menjadi biasa-biasa saja buatnya, tapi sekarang sudah lain. Mereka sudah putus beberapa hari lalu, benar-benar sudah tidak berkomunikasi dan tidak peduli lagi satu sama lain.

NEW KIDS ; iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang