16. We'll Wait For You

1.9K 262 215
                                    

"IS!!!"

"ISTRI!!!"

"IS!! YUHUUUU!!"

Masih pagi, tapi June sudah jerit-jerit di depan lemari baju. Tanpa lupa mengobrak-abrik isi lemari yang mulai lengang tentunya.

"IS!! ISMAIL!!" June ngakak mendengar kata yang barusan keluar dari mulutnya. Tanpa dia sadari sejak tadi ada sepasang mata yang mengawasinya dengan garang sejak muncul panggilan pertama.

Siapa lagi kalo bukan Is-nya? Kan disana cuma ada dua penghuni. Kalo bukan June ya Celia.

"Apa?" Komentar Celia setelah melihat June berjongkok frustasi di depan lemari baju.

"Lama bangeeeet!! Kemeja yang warna biru telur bebek dimana?"

"Nggak tau."

June menoleh dengan alis tertaut. "Nggak tau?"

Celia mengendikkan bahu lalu pergi.

"Is! Aku nanya serius lho ini! Udah kesiangan!"

"Iya. Aku juga serius jawabnya. Nggak tau!" Ulang Celia serius.

"Kamu nggak cuci?"

"Coba cari di gantungan baju, kalo nggak ada disana ya berarti nggak kecuci."

June melotot. Kok istrinya ini enteng banget jawab kegelisahannya??

Buru-buru dia menuju pintu kaca besar yang menjadi penghubung antara ruang tamu dengan balkon kecil apartemen mereka, tempat biasa Celia menjemur baju. Satu per satu kain di gantungan dia pilah-pilah layaknya tengah memilah buku di rak perpustakaan.

Teliti!

"Is!" June berteriak lagi.

"Jangan teriak aku belum budeg!!" Balas Celia tak kalah keras.

"Is, bajuku nggak ada semua!" Masa bodoh dengan omelan Celia, June berteriak lagi.

"Kalo nggak ada ya berarti nggak kecuci!" Dan akhirnya mereka berkomunikasi ala orang budeg. Saling teriak padahal jaraknya nggak lebih dari seratus meter.

"Kok bisa nggak kecuci?" June yang ngalah dengan berhenti berteriak. Tapi wajahnya makin frustasi, lebih frustasi dari pada saat dia mencari bajunya di dalam lemari tadi.

"Yang aku cuci cuma yang ada di keranjang baju kotor. Kalo nggak ada disana ya nggak aku cuci lah."

Lagi June terheran-heran. Ini istrinya nggak lagi kesurupan kan??

Dia berlari lagi, menuju ke kamarnya dan menghampiri tumpukan baju di sofa kecil dekat meja rias.

Matanya melebar, baju-baju yang seminggu kemarin dia pakai semuanya tertumpuk awut-awutan disana. Dia tau dia yang taruh itu disana, tapi dia sama sekali tidak tau kalau Celia tidak memindahkan itu semua ke dalam keranjang baju kotor untuk dicuci.

Sumpah, pikirnya baju-bajunya dari seminggu lalu sudah tersusun rapi di dalam lemari ternyata semuanya masih terongok tak bergerak sedikit pun di tempat dia menaruhnya.

Kemeja biru yang dia cari pun ada di antara tumpukan itu, bau keringat, lusuh bahkan masih ada noda kopi yang beberapa hari lalu tak sengaja mengenai bagian lengan kiri.

"Celia kamu gimana sih, ini semua baju kotor numpuk disini nggak kamu cuci?!" Dia membawa kemeja biru yang tadinya sangat ingin dia pakai menuju dapur, menghampiri orang yang sedang ia ajak bicara.

"Yang aku cuci ya yang ada di keranjang baju, di tabung mesin cuci, kalo ada yang lain selain disana nggak aku sentuh. TAKUT SALAH!" Jawabnya diakhiri dengan penuh penekanan.

NEW KIDS ; iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang