1. Abang Pulang

68.4K 1.9K 8
                                    

Ting nong ting nong
Klek

" Wah Bang Zerva pulang. Hua," Aku memeluk abang yang jarang pulang.

" Wa'alaikumsalam, dek, " Jawab Zerva.

" Eh, assalamualaikum abang. Katanya abang pulang besok? Ko udah nyampe sih bang? "

"Duh dek nanyanya entar deh. Abang gak disuruh masuk gitu, "
Zenda mempersilakan abangnya masuk. Zerva langsung masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua. Kamar yang lama tidak ditempati pemiliknya karena ditinggal pendidikan dan tugas. Zerva Ghiffari Adimakayasa perwira TNI angkatan darat. Pangkat terakhir yang didapatnya adalah Letnan Satu. Satu tahun lalu gelar itu disandangnya.

Tok tok tok

" Abang aku boleh masuk? " Terdengar suara adiknya.

" Masuk aja dek. "

" Abang ayah lagi di batalyon. Kalau bunda lagi ada acara pia ardhya garini. Aku barusan masak loh bang. Makan dulu yuk. "

" Iya. Abang ganti baju dulu ya? "
Zerva membuka lemarinya mengambil kaos polo dan celana selutut. Turun ke lantai satu menuju dapur. Dilihatnya sang adik yang sedang menyiapkan berbagai hidangan. Di rumah dua lantai dengan gaya simple nyaman itu hanya ditinggali oleh empat orang Fardian Rasyad Adimakayasa, Laila Harum Anisa, Zenda, dan abangnya Zerva. Namun, bila Zerva bertugas rumah itu hanya dihuni tiga orang. Hanya suara dentingan peralatan makan yang terdengar. Zerva menghabiskan makanannya dalam waktu singkat.

" Dek ko abang berasa kamu aneh. Kamu ada masalah? Kuliah? Teman? Sahabat? Pacar maybe? "

" Abang bener aku lagi ada masalah. Kuliah lancar sih bang. Teman sahabat juga gak ada masalah. Pacar manada bang aku gak punya pacar. Buat apa punya pacar juga lagian. Gak tahu sih berasa emang gak mood aja gitu makanya kek kaya ada masalah. "

" Kamu bikin abang khawatir. Kirain adek abang kenapa. Oh ya dek ini seriusan kamu yang masak semua? Ko curiga ya jangan-jangan...."

" Duh jangan mulai deh bang. Aku beneran masak sendiri. Ayah kan sering dinas luar. Bunda ikut ayah. Jadi ya aku masak sendiri seringnya. "

" Ya baguslah. Udah pantes ini buat punya suami kan? Udah pinter masak, " Zerva terkekeh setelah mengucapkannya.
Zenda hanya menghela napas. Memutar bola matanya malas.

" Haish abang aja yang udah letnan belum punya istri juga udah nyuruh aku aja, " Bibir Zenda manyun.

" Abang mau dek tapi belum ada yang klik. Lagian abang masih muda ini. Entar kalau udah kapten deh. "

" Pangkat mulu diurusin.... "

" Assalamualaikum loh jagoan ayah sudah pulang toh. Ko gak ngabari le? "

" Wa'alaikumsalam, " Jawab keduanya serempak. Menyalimi kedua orang tuanya.

" Siap iya yah baru aja sampai. "

" Kalian istirahat ya setelah makan. Ayah bunda juga mau istirahat. Nanti malam kalian ikut makan malam sama teman ayah. "

" Iya yah. "

**

" Woah adikku yang manis udah siap. Kirain masih dandan, " Ucap Zerva saat masih di tangga menuju tempat duduk adiknya.

" Apasih bang. Aku gak suka dandan juga lagian. Ish. "

" Kalian sudah siap? Langsung berangkat saja. Zerva kamu yang setir. "

Perjalanan memakan waktu satu jam. Mereka tiba di salah satu restoran. Zenda, Zerva, dan bundanya mengikuti sang ayah yang berjalan lebih dulu. Sampailah mereka di meja 25 lantai 2. Terdapat pria paruh baya dan wanita paruh baya. Juga seorang pemuda yang berpenampilan seperti Zerva. Rambut cepak dan berbadan atletis.

" Kalian sudah datang. Silakan duduk. "

" Maaf terlambat. "

" Tidak masalah. "

Mereka makan dalam keadaan hening. Setelah selesai makan Zenda izin ke toilet.

" Maaf saya permisi ke toilet. "

" Iya sayang biar Gravin yang antar. "

" Tidak usah Tante. Saya. "

" Tidak apa-apa sayang. Gravin antar Zenda. "

" Iya ma. Oh ya Gravin sekalian izin bawa Zenda pergi ya Tante om Zerva. "

" Iya jangan kemalaman. Hati-hati. "

Setelah dari toilet Gravin mengajaknya ke mobil.

" Zen. Apa masih ingat aku? "

" Baru sekarang bertemu mana mungkin seperti orang lama tidak ketemu, " Jawab Zenda dingin.

" Maaf. "

Future Pedang Pora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang