Zenda telah bersiap dengan memakai mukena. Gravin dan kembar menunggunya di depan. Mereka berangkat ke masjid bersama until menunaikan salat tarawih. Sepanjang perjalanan tidak hanya Zenda dan keluarga kecilnya. Ia juga berangkat bersama dengan keluarga yang ada di asrama. Zenda berkali-kali mengucap syukur. Ia masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci ramadhan.
Bibirnya Tak henti tersenyum. Mereka memasuki masjid. Rama dan Ghiffar ikut di barisan laki-laki dengan Gravin. Keduanya tidak banyak tingkah. Hanya banyak mengamati orang-orang yang mengerjakan salat sunah sebelum salat isya. Gravin juga melaksanakan salat sunah. Kedua anaknya mengikuti. Arsenal berada di barisan paling depan di samping ayahnya. Muadzin mengumandangkan iqamah. Semua jamaah berdiri. Ghiffar yang baru saja akan mengucap sepatah kata mengatubkan bibirnya rapat. Ia melakukan salat dengan khuyu.
Setelah selesai salat imam membaca dzikir dan berdoa dilanjutkan tarawih.
" Solu sunnata tarawihi rok'ataini jami'a rokhimakumullah, " Imam mengucap sebelum melakukan tarawih.
" Aasholatu laa ila ha illallah, " Jamaah menjawab.
Tidak terdengar suara ribut anak kecil. Karena memang peraturan. Apabila ada anak yang ribut orang tua wajib mengajaknya pulang agar tidak mengganggu ketertiban saat melaksanakan ibadah di masjid. Setelah melakukan salat tarawih dan witir Gravin juga membaca tadarus di masjid. Faren memiliki kesempatan pertama. Dalam pembacaan tadarus ini tidak dibatasi minimal atau maksimal bacaan. Karena apabila belum selesai akan diteruskan oleh pembaca berikutnya. Rama dan Ghiffar duduk rapi di sebelah Rendi.
Faren memulai bacaan tadarus dengan membaca ta'awudz. Kembar mengikuti bacaan dari ta'awudz sampai alfatihah. Faren membaca tidak dengan nada. Namun, bacaan tajwidnya bagus. Kemudian Gravin melanjutkan membaca dengan suara yang merdu. Zenda yang masih duduk di posisi barisan salat putri merinding. Ia kerap Kali merinding saat mendengar suara merdu suaminya ketika membaca Al-Quran.
😘😘😘
Hoam hoam
Ghiffar menguap beberapa Kali. Tapi ia belum berniat akan tidur. Masih memakan kacang goreng dan bersandar di dada Gravin. Mereka tengah menonton tayangan televisi.
" Abang Rama sama dik Ghiffar belum ngantukkah? "
" Nonton itu... " Ucap Ghiffar menunjuk layar televisi.
" Besok pagi-pagi harus bangun loh. Kita sahur. "
" Pagi-pagi subuh bi? "
" Sebelum subuh. Makan sahur nah setelah itu gak boleh makan. Makannya kalau udah masuk waktu buka puasa. "
" Gak boleh makan? Minum boleh bi? Jajan boleh gak? "
" Iya gal boleh makan, gak boleh minum. Jajan boleh tapi dimakan atau diminum saat buka puasa. "
😘😘😘
Waktu telah memasuki waktu sahur.
" Sahur... Sahur... "
Gravin bersiap membangunkan kedua anaknya. Ia masuk ke kamar.
" Abang Rama dik Ghiffar bangun sayang, " Rama langsung terduduk. Ia mengucek matanya pelan. Ghiffar kemudian Juga ikut bangun.
" Yuk wudhu dulu biar segar, " Rama dan Ghiffar berjalan beriringan. Gravin melihat muka mereka yang masih mengantuk berjalan sangat lucu. Zenda telah menyiapkan hidangan di meja makan. Ia menunggu anak dan suaminya untuk melakukan salat tahajud bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Pedang Pora (Tamat)
Fiksi Umum" Tapi yah. Aku gak mau. " "Kamu pikir ayah gak tahu kelakuan kamu, Zenda Aliksi Adimakayasa? " " Ayah kamu benar sayang. Kebetulan minggu depan abang kamu juga pulang. Jarang loh abang bisa pulang. " Kata bunda meyakinkan. "Ya udah terserah ayah sa...