30. Alvicha Faren

7.8K 386 0
                                    

" Ren kalau gak usah pakai ini dulu gimana? " Faren tersenyum kecil. Ia kemudian menggandeng tangan Alvicha.

" Ya kan mau foto dulu. Janji deh setelah foto kamu bisa ganti. Lagian udah bawa ganti di ransel kan? "

" Yaudah, " Alvicha melangkah menuju mobil. Ia tidak terbiasa menggunakan rok span. Padahal sebelumnya ia juga pernah melakukan hal serupa dengan Jovan. Tapi kali ini rasanya berbeda. Jovan memutar badan Alvicha sehingga keduanya berhadapan. Ia memegang pundak Alvicha. Alvicha mendongak menatap Faren yang jauh lebih tinggi darinya.

" Al, apapun itu kamu sudah membuat keputusan menerimaku. Jadi tetaplah bersamaku bagaimanapun dan kapanpun, " Alvicha mengangguk mantap.

" Awalnya aku takut kamu serem sih. Tiap ketemu kamu badanku gemetar jantungku kaya mau copot aja. Tapi saat aku menerima kamu sejak saat itu aku yakin sama kamu. "

" Seserem itukah aku? Tapi kayaknya pada kagum gitu orang lihat aku masa kamu takut, " Alvicha mencebikkan bibirnya kesal.

" Kamu mana tahu kan gak lihat ekspresimu serem kaya mau makan aku hidup-hidup. Siapa yang gak takut. "

😋😋😋

Alvicha merapikan penampilannya. Ia berdiri di depan cermin. Mematut diri.
" Kak maaf sudah siap, " Alvicha Segera masuk ke ruang pengambilan foto. Faren telah siap dengan seragam PDH. Ia terlihat begitu gagah. Alvicha mematung di depan pintu. Asisten fotografer membantu Alvicha menuju stage foto. Ia masih dalam mode tercengang. Telinganya dapat mendengar instruksi tapi respon tubuhnya lambat. Faren beberapa Kali membantu agar gaya sesuai yang diharapkan.

Alvicha duduk di kursi. Ia menepuk kedua pipinya beberapa kali. Sampai ia merasa kesakitan. Ia menggelengkan kepala cepat. Faren yang melihat menghentikan dengan memegang kepalanya.

" Kenapa? Sakit? " Faren sudah berganti dengan pakaian biasa. Tetapi berbeda dengan yang Ia kenakan saat berangkat. Alvicha bahkan tidak bisa berkata. Ingin mengatakan tapi suaranya tidak keluar.

" Kamu manis... "

" Apa? Aku gak dengar. "

Alvicha sedikit berlari kecil. Rok span yang ia pakai mengganggu pergerakan kakinya. Kakinya menabrak kursi. Sepatu berhak yang ia pakai menjadi putus. Faren yang melihat tertawa keras. Ia sampai berjongkok dan memegangi perutnya. Alvicha mengusap kakinya. Benturan keras membuat kakinya terasa sakit. Ia bangun dan menuju tempat ganti.

😋😋😋

Alvicha menyenderkan tubuhnya pada jok mobil. Memejamkan matanya. Ia baru tidur sekitar 3 jam. Rasanya sangat berat untuk membuka mata. Tapi Faren masih pagi sudah menjempunya di rumah. Padahal ia baru saja akan tidur lagi setelah subuh.

" Masih sakit? "

" Dikit. Ngantuk juga mataku ni dayanya tanggal 0, berapa watt. " Alvicha menjawab dengan mata terpejam. Tak lama kepalanya telah miring ke kanan. Faren menahan kepalanya dengan tangan kirinya agar tidak terjatuh mendadak. Tangan kanannya masih fokus dengan kemudi. Ia menghentikan mobil perlahan. Kemudian menurunkan jok agar Alvicha nyaman. Gadis itu memegang tangan Faren saat Faren akan kembali mengemudi. Tidak ingin mengganggu gadis yang tertidur lelap ia mengemudi dengan satu tangan.

Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what's you are
Up above the world so high

Suara ponsel Alvicha terdengar. Ponsel itu bergetar di atas dashboard mobil. Faren tertawa kecil. Nada deringnya lagu bintang kecil. Ia kemudian mengangkatnya.

" Hallo. "

"... "

" Iya Alvicha nya tidur. Kasian kurang tidur. Kecapaian juga kayaknya. "

Future Pedang Pora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang