Chapter 29: Dearly Beloved

740 116 9
                                    

"Halo Jin-hyung, ada apa?" Jimin agak mengernyit saat mendengar nada Seokjin di seberang sambungan. Kenapa semua orang tampak lelah akhir-akhir ini? Pertama Jungkook, lalu Taehyung, dan sekarang Seokjin juga, "kau baik-baik saja?" Jimin bernafas lega saat mendengar jawaban Seokjin di seberang, sebuah senyum lebar muncul di wajahnya, "tentu saja! Aku akan mengajak Taetae juga, entah kenapa dia kelihatan sangat lelah akhir-akhir ini."

Jimin segera bangkit dari sofa, membuat Taehyung yang tertidur di pangkuannya juga ikut terbangun. "Eh? Jim? Kenapa?" tanya Taehyung yang masih setengah sadar saat ini. Senyum Jimin kembali terkembang begitu melihat ekspresi imut Taehyung sehabis bangun tidur.

"Cepat mandi. Kita akan jalan-jalan," Jimin menarik tubuh Taehyung ke kamar mandi. Suara shower dinyalakan terdengar tak lama setelahnya dan Jimin langsung berjalan ke kamar untuk menyiapkan baju.

Jimin kembali ke ruang tamu, meraih ponselnya dan segera menghubungi Seokjin. "Hyuuuuuung~, bagaimana? Apa Hoseok-hyung sudah bersiap? Ah, aku masih menunggu Taehyung selesai mandi... Oke, di mall biasanya bukan? Siap." Jimin yang masih harus menunggu Taehyung memilih untuk merenung. Ia kembali teringat Hoseok yang jatuh sakit karena tidak makan secara teratur. Wajah Jungkook yang kian lesu seiring berjalannya bulan. Seokjin dan Hoseok yang semakin menarik diri. Pikirannya mengawang dan tanpa sadar menyentuh kotak pandora dalam ingatannya. Dimana Hyukjae-hyung sekarang?

"Dasar kau jalang keparat!!! Kau menanyakan kesalahanmu?! Kau merebut segalanya dariku!!!"

Jimin tersentak kaget, kepalanya terasa pusing. Apa-apaan tadi? Namun sebelum ia sempat memikirkannya lebih jauh suara Taehyung sudah mengambil atensinya.

"Jimin," seketika Jimin menoleh ke sumber suara Taehyung, "cepat giliranmu, aku mau makan ringan dulu. Kau mau sandwich?"

Jimin mengangguk pelan dan bangkit menuju kamar mandi, "tae?" Jimin terhenti sejenak di ambang pintu kamar. Ia ingin menanyakan kabar Hyukjae pada Taehyung, karena biasanya Taehyung selalu bertukar kabar dengan Hyukjae. Taehyung sendiri hanya mengamati dirinya heran, "aku ingin pakai salmon," suara erangan kesal Taehyung terdengar, membuat Jimin melepas tawa. Mungkin bukan untuk saat ini. Ia akan menanyakannya lain waktu saja.

Butuh waktu cukup lama untuk Jimin menyelesaikan ritual di kamar mandi dan memilih pakaian. Jimin mengira Taehyung pasti sudah memakan sandwich keempatnya. Jimin segera berjalan ke dapur, dan benar saja, ia melihat Taehyung menakan sandwich dengan lahap, "punyamu yang ini, sudah aku sisakan," Taehyung menggeser piring mendekati Jimin dan kembali makan dengan lahap.

Jimin memberikam Taehyung sebuah senyum manis,"terimakasih," dan mulai memakan sandwich tunanya.

"Ngomong-ngomong kita mau kemana? Apa kita akan belanja hadiah natal?" Taehyung menatap Jimin, mencoba menerka rencana jalan-jalan mereka.

Jimin segera menyelesaikan makannya, "hmmm bisa juga. Awalnya sih hanya untuk menjernihkan pikiran, tapi sekalian bisa membeli hadia natal. Sambil menyelam minum air," Jimin segera beranjak ke arah pintu keluar, "ayo, aku tidak enak Hoseok-hyung harus menunggu terlalu lama."

Perkataan Jimin membuat sekujur tubuh Taehyung menjadi kaku. Jimin yang tidak mendengar suara langkah Taehyung kembali menoleh ke belakang, "kenapa Tae?" ia melihat air muka tidak menyenangkan Taehyung.

"Kenapa harus bersama orang itu?" suara berat Taehyung membuat Jimin merinding tak enak. Kenapa Taehyung terlihat tidak menyukai ini? Apakah ada yang salah?

"Ya, kenapa tidak? Lagipula Hoseok-hyung juga ingin sekalian merayakan ulang tahun mu, katanya dia takut tidak sempat." Jimin mendengar kekehan kecil Taehyung. Yang berbeda adalah ia terdengar seperti mengejek, bukan Taehyung yang seperti biasanya yang akan melonjak kegirangan.

Season [YoonSeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang