Chapter 22: What's Left

746 117 9
                                    

Jimin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan Jungkook. Yang ia tahu adalah Jungkook memutuskan hubungannya dengan dirinya dan Taehyung dan menurut cerita Taehyung semua yang Jungkook lakukan adalah untuk hal yang terbaik nantinya.

Jadi, ia sepenuhnya tidak mengerti kenapa Jungkook memutuskan hubungan mereka. Bukankah mereka terbaik saat bersama? Dan jadilah selama dua bulan belakangan ini Jimin dan Taehyung bergerak bagai mayat hidup.

Teet~ Teet~

Bunyi bel interkom membuyarkan renungan Jimin. Ia berjalan menuju interkom dan melihat wajah familiar Taehyung. Ia tersenyum dan segera membuka pintu.

"Taehyungie~" Jimin menghambur keluar dan segera memeluk Taehyung. Di tangannya Jimin lihat makanan take-away dari kafe langganan mereka. Senyum Jimin makin merekah saat melihat apa yang ada di dalam kantong yang Taehyung bawa. Strawberry cheesecake dan hot chocolate dengan marshmallow. Masing-masing menu kesukaan Taehyung dan Jimin.

"Waaaaaah~ terimakasih Taetae," Jimin segera mengambil salah satu kantong dan menarik Taehyung masuk ke dalam. Ia tidak melihat senyum sendu yang Taehyung layangkan.

"Kau habis dari kafe? Kenapa tidak mengajakku?" Jimin mengerucutkan bibirnya imut, membuat Taehyung reflek menepuk pelan bibir Jimin sambil terkekeh kecil.

"Bukan aku yang habis dari sana," Taehyung segera mengeluarkan makanannya dan meletakkan nya di meja kopi. Jimin melakukan hal yang sama sambil menatap Taehyung penasaran.

"Lalu, kalau bukan Taetae, terus siapa?" benak Jimin langsung menampilkan wajah seseorang yang baru saja ia renungkan. Mungkinkah?

Taehyung hanya membalas dengan sebuah senyum lembut, "kau tau siapa. Keliahatannya kau belum membuka LI*NE mu," Jimin langsung berdiri dan membuka ponselnya. Terlihat pemberitahuan pesan dari seseorang. Jimin segera membukanya, tangannya ia tangkupkan di mulut, air mata mengalir pelan dari matanya. Ia membaca pesan singkat itu berulang kali, seakan tidak percaya kalau Jungkook yang mengirimnya.

"He still loves us."
"He's nuts."

Keduanya tertawa, namun terlihat jelas air mata yang telah membuat anak sungai di keduanya.

.
.
.
.
.
.
.

-Season-

Chapter 22
What's Left

"What's left is scars."
"and survivors."

.
.
.
.
.
.
.

Mata Hoseok perlahan terbuka. Kepalanya terasa sakit dan ia rasakan seseorang menggenggam tangannya. Secara tiba-tiba kenyataan kembali kepadanya. Min Yoongi akan meninggalkannya.

"Tidak!! Hyung!! YOONGI-HYUNG!!! MAAFKAN AKU!!!" Seokjin yang awalnya tertidur langsung terbangun akibat tarikan tangan Hoseok. Ia berusaha menahan Hoseok.

"Hoseok tenang... Baby, listen to me. Follow me... Okay..." Seokjin membawa kedua tangan Hoseok ke dadanya, "ikuti irama nafasku, okay? Tenanglah, Yoongi tidak akan meninggalkanmu."

Hoseok mengangguk kecil. Nafasanya masih memburu. Perlahan ia mulai mengikuti irama nafas dan detak jantung Seokjin. Saat nafas dan detak jantungnya mulai kembali normal Hoseok secara tiba-tiba menangis.

"Maafkan aku, hyung. Maafkan aku, jangan tinggalkan aku," Seokjin memeluk Hoseok lembut. Perlahan ia menyisir rambut Hoseok dengan jemarinya, berusaha menenangkan Hoseok yang masih menangis.

Season [YoonSeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang