Chapter 1: Couldn't Get Any Worse

3.4K 348 16
                                    

Hoseok bersumpah hari ini ia sedang dikutuk. Pagi-pagi di tengah perjalanan menuju kampus ia kehujanan, dan sialnya pagi ini Hoseok memilih untuk berjalan kaki. Tak hanya itu, saat ia menginjakkan kakinya di lobi fakultas ia dengan 'anggunnya' terpeleset, and it doesn't look exactly like Candice Swanepoel's falls, dan gerombolan manusia yang ada di dekatnya hanya berlalu begitu saja.

Hoseok menghela nafas lelah dan berusaha untuk bangkit, dan kembali berjalan menuju kelasnya pagi ini, "Demi Tuhan, apa yang aku telah lakukan hingga mendapatkan kesialan ini?"


Tuhan aku kedinginan, pantat, kaki ku sakit. Hari ini tidak akan menjadi lebih buruk lagi bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Season

-Couldn't Get Any Worse-

A Story of  Hope and Hurt

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hoseok kini tengah berada di studio tari kampus, badannya meliuk-liuk mengikuti beat musik. Ia begitu fokus hingga tidak menyadari seseorang memasuki studio.

"Hoseok-hyung!!!"

Sebuah badan besar kini bertengger di belakangnya, dan Hoseok dengan reflek menampar jidat si pemilik tubuh. Jangan salahkan Hoseok, he had his fair share of perverts trying to grope his butt.

"Demi Tuhan... Jungkook berhenti melakukan ini. Aku bisa-bisa menendang bola emasmu suatu saat."

Manusia yang telah teridentifikasi sebagai Jungkook hanya tersenyum lebar, "tapi ekspresi mu sungguh lucu, aku tidak tahan. Lagipula salah hyung sendiri tidak memperhatikan sekitar."

Hoseok hanya bisa menghela nafas pasrah, tangannya menjauhkan wajah Jungkook dari sampingnya, "menjauhlah, atau aku akan menciummu."

"Hyung yakin nih, cium kookie deh kalo gitu," Jungkook tersenyum nakal, sedangkan Hoseok menatap Jungkook horror. Hoseok berjalan menuju tasnya, dengan Jungkook yang masih saja menempel padanya, dan mengambil HP-nya. Ia mengetik sebuah pesan singkat lalu mengirimnya.

"Apa yang hyung ketik tadi?" Jungkook bertanya dan meletakkan dagunya di bahu Hoseok.

"Aku menghubungi dewa kematian untuk mu, kook."

Dan saat itu pula perasaan tak enak merayapi tubuh Jungkook. Hoseok tidak mungkin sejahat itu padanya bukan? Jungkook terkadang memang jahil, tapi tidak mungkin Hoseok menghubungi 'orang itu' bukan?

"Hyung aku-"
"JEON JUNGKOOK!!!"

Sebuah teriakan panjang yang disertai dobrakan pintu memotong perkataan Jungkook, mengisi ruang studio dengan perasaan horror seorang Jeon Jungkook, yang dengan segera melepaskan diri dari Hoseok.

"Ah, Jiminie! Tolong aku, kelinci kelebihan hormon ini menyerangku," Hoseok menatap sosok pendobrak pintu tadi dengan wajah memelas dan mata berkaca-kaca.

"J-jiminie... Ini... Aku-" Jungkook kalap. Ia menatap sosok Jimin yang semakin mendekat dengan resah, Jung Hoseok sialan, matilah aku.

Season [YoonSeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang