Chapter 18: Tears

941 139 20
                                    

"Kook! Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi!!! Semuanya buntu!" Seokjin menjambak rambutnya kesal. Sudah tiga bulan dan belum ada perkembangan sama sekali. Hal yang mengalami perkembangan hanya hubungan Yoongi dengan Hoseok. Apakah Seokjin senang? Tentu, mau bagaimanapun Seokjin tidak akan pernah tidak mempercayai Min Yoongi, jika ia bilang ia akan menjaga Hoseok, maka itulah yang akan dia lakukan.

Yang Seokjin takutkan adalah jika Hoseok dan Jimin melukai diri mereka sendiri.

Jungkook hanya bisa membuang nafas kasar, ia juga buntu, ia juga frustasi, tapi apa yang bisa mereka lakukan? Hal paling memungkinkan adalah jika Jimin memberi testimoni. Pernyataan mengenai bagaimana Park Hyukjae, sepupunya sendiri, menyiksa Jimin selama satu bulan. Jungkook tidak mungkin melakukan itu, karena dia sudah merasa cukup. Cukup Hoseok yang tanpa sadar mereka korbankan, cukup Hoseok yang terpuruk karena kenyataan. Sudah cukup ia hampir kehilangan Hoseok.

"Tidak boleh ada pengorbanan, tidak boleh ada korban lebih," Jungkook dengan keras mengatakan hal itu. Ia tahu ia egois, tapi jika itu membuat Hoseok dan Jimin lebih baik, ia tak masalah.

"Dan jika Hyukjae bebas maka mereka akan semakin terluka, Hyukjae medapatkan restriction order jika mendekati Hoseok. Jimin tidak, satu- satunya cara adal Jimin harus mengingat semuanya kembali," Seokjin berdalih, matanya menatap tajam Jungkook. Ia tahu ini akan menyakitkan untuk Jimin, tapi ini harus dilakukan, Park Hyukjae tidak akan diperbolehkan mendekati Hoseok dan Jimin.

"Kau gila, hyung. Kau ingin mengorbankan Jimin?" Jungkook berucap pelan, namun nadanya tak sarat akan racun dan ketidak percayaan.

"Lalu apa?! Kau akan membiarkan Hyukjae berkeliaran bebas dengan segala kejahatan yang dia lakukan?! Kau akan membiarkan usaha selama 10 bulan lebih kita terbuang sia-sia??!!" mata Seokjin berkilat marah, ia tidak akan kembali dengan tangan kosong, jika ia harus kalah, ia akan kalah setelah berusaha.

"Hanya Jimin? Kenapa kita tidak cukup? Kita melihatnya, kita melihat bagaimana Hyukjae membiarkan mereka berdarah, terluka, lelah. KENAPA KITA TIDAK CUKUP?!?"

"We always less, Kook."
"Cause the one who got raped was a man?"
"And more to it."
"I'm so sick of this laws."

"Aku pergi dulu, hyung. Yoongi-hyung membutuhkan bantuan ku di studio."

"Hmmmm, baiklah."

Yang keduanya tidak sadari adalah sosok yang telah memasuki apartement Seokjin dam kemudian berlari menjauh.

.
.
.
.
.
.
.

-Season-

Chapter 18
Tears

"Your worst battle is between what you know and what you feel."

.
.
.
.
.
.
.

"Belum menyerah juga?" Hyukjae memandang Jungkook tertarik, sedangkan yang ditatap hanya bisa menatap tajam orang di depannya.

"Kami akan membawa Jimin," ucapan Jungkook menambah ketertarikan Hyukjae. Ia memajukannbadannya menatap Jungkook seakan Jungkook bodoh.

"Kau yakin? Aku sudah membangun ilusi selama 10 tahun. Kau yakin bisa membatalkan mantranya?" Hyukjae tertawa, mereka kira ia tidak akan memikirkannya? Tentu saja Hyukjae memikirkannya dengan matang.

"Park Jimin sialan yang malang bukan? Mengira kalau hyungnya adalah yang terbaik," Hyukjae pastinya akan mengerti apa yang akan terjadi dengan Jimin. Anak itu akan trauma, trauma berat hingga melupakan sebulan penuh rasa sakit yang Hyukjae berikan. Jimin tidak akan dapat menerima realita di mana Hyukjae sangat membencinya.

Season [YoonSeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang