Chapter 26: Albatross

661 116 7
                                    

Seokjin mengawali harinya dengan mengajak Jungkook berjalan-jalan di pusat perbelanjaan terdekat. Jelasnya Seokjin mengajak Jungkook untuk membeli hadiah natal. Tentu Seokjin tahu betul kalau jam segini Jungkook masih akan tetap bergelung di selimut macam kepompong atau beruang hibernasi. Terhitung masih satu minggu lagi sebelum Jungkook kembali ke rumah keluarganya dan menghabiskan natal di sana, jadi setidaknya Seokjin ingin menghabiskan hari ini bersama Jungkook.

"Kook! Kau tidak bisa terus berada di dorm kampus!! Ayo temani hyung membeli hadiah natal!" Seokjin menepuk keras pantat Jungkook, yang tentu masih berbalut selimut tebal.

Jungkook hanya bisa mengerang malas. Cuaca musim dingin itu tidak enak, sudah cukup kemarin dia berjalan sendiri di tengah angin musim dingin.

"Aku tidak mau. Ajak Namjoon-hyung saja. Aku masih ingin beristirahat," Jungkook menarik selimutnya semakin erat sambil menendang Seokjin.

"WAH!!! Anak ini!!! Ayo bangun!!! Aku akan membelikan pen tablet yang kau inginkan untuk natal!!! Kalau kau tidak mau menemaniku, jangan berharap mendapatkan hadiah natal!" Seokjin menepuk pantat Jungkook semakin keras, lalu menarik selimut Jungkook.

"Hyung~" Jungkook berusaha menarik kembali selimutnya. Tiba-tiba kakinya ditarik, alhasil Jungkook jatuh ke lantai.

"Tck! Oke oke, aku mandi dulu," dengan langkah malas-malasan Jungkook berjalan menuju kamar mandi asrama.

.
.
.
.
.
.
.

-Season-

Chapter 26
Albatross

.
.
.
.
.
.
.

Bagaimana Seokjin bisa tau apa yang akan terjadi dengan Jungkook? Hal terakhir yang ia pikirkan adalah membelikan hadiah untuk Yoongi dan detik selanjutnya ia mendengar Kookie berteriak. Sialnya kumpulan orang di dalam mall hanya bisa berteriak panik, tidak ada yang memanggil ambulan ataupun mengejar orang yang menusuk punggung kiri Jungkook.

Kenapa ini bisa terjadi?! Apa ini salahku?? Seandainya aku tidak mengajak Jungkook... Dia...

"HYUNG!!" teriakan seseorang menyadarkan Seokjin. Ia menatap Taehyung yang masih terengah-engah, "maaf aku berteriak. Bagaimana Jungkook? Dia baik-baik saja kan? Pertanyaan bodoh tentu dia tidak baik-baik saja. Astaga, Jimin belum datang."

"Hei hei... Tenang oke. Jungkook tidak terluka terlalu parah, pelakunya gagal mengenai bagian vital Jungkook, nyaris mengenai tapi gagal. Pisau yang menusuk Jungkook tidak mengenai jantung atau organ rawan lainnya, dia hanya shock karena kehilangan darah, karena itu dia pingsan. Aku tahu soalnya aku sudah bertanya ke dokter," Seokjin berkata sambil memegang erat bahu Taehyung yang akhirnya menangis dan berakhir memeluknya

"Syukurlah..." Jin mengelus lembut rambut Taehyung, sebisa mungkin mencoba menenangkannya.

"Sebelum Jimin datang aku ingin menanyakan satu hal. Apakah ini ada kaitannya dengan Hoseok-hyung dan Jimin? Apakah ini perbuatan orang yang menyakiti mereka?"Taehyung menatap Seokjin tajam, ia hanya ingin kejelasan. Sedangkan Seokjin hanya dapat menatap Taehyung dengan terkejut.

"Darimana kau tau?" Seokjin benar-benar terkejut. Darimana Taehyung tau? Sejauh yang Seokjin ceritakan ia tidak pernah mengatakan apapun tentang Hyukjae ataupun hal yang mendekati itu.

"Jimin."

Jawaban Taehyung membuat Seokjin tersentak. Apakah ingatan Jimin sudah kembali? Jimin menyembunyikannya? Seokjin hanya bisa berharap bahwa Taehyung berbohong, "apa yang kau maksud kau tahu dari Jimin? Apa Jimin menceritakannya kepadamu?" Seokjin mendelik curiga, namun tatapannya juga tak sarat akan rasa khawatir.

Season [YoonSeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang