Extra Part

1.6K 125 3
                                    

Budayakan tekan bintang sebelum membaca. Terima kasih.

Gelap menyambutnya. Tubuhnya bagai terombang-ambing tak jelas. Tak ada pegangan yang dapat ia raih. Kosong, hanya ada dirinya dan kegelapan. Bermenit-menit ia hanya diam merasakan itu, hingga tubuhnya menyentuh sebuah dasar.

Setitik cahaya muncul, memberi warna ruangan itu. Lama kelamaan cahaya itu membesar menampilkan pemandangan hutan yang sangat Zio hafal. Gemericik air terdengar dari aliran sungai yang cukup deras. Dengan linglung Zio bangkit, menatap sekitar.

"Errakk. "

Kaget, Zio melangkah mundur. Matanya membulat sempurna. Sosok itu ada dihadapannya, dengan lucunya ia memutari Zio dengan buntut yang bergoyang-goyang. Zio masih terdiam berusaha mencerna apa yang terjadi.

"Ayo kejar, dia disana!."

Suara anak laki-laki membuatnya menoleh, lagi-lagi Zio dibuat kebingungan. Terlihat seorang anak berambut gondrong berlari keluar dari balik rimbunnya hutan, di belakangnya ada anak laki-laki lain yang mengejarnya membawa sebuah kapak ditangannya.

Zio tertegun, anak-anak itu. Wajah mereka, wajah yang sudah lama tak Zio lihat. Mereka tertawa bahagia bagai tak ada beban. Alex dan Nino, kedua anak itu mendekat dan berhenti di hadapan Zio.

"Zio kenapa kau hanya diam saja? . " tanya Alex sambil menggaruk rambutnya.

"Hey, untuk apa kau bertanya Alex?, dia memang seperti itu sedari dulu ." sambung Nino.

Tangan kecil itu meraih tangan besarnya, Alex menyengir menampilkan deretan giginya. "Ayo kita pulang, ibu pasti sudah selesai memasak."

Tangan kecil Alex menarik Zio, "Kau tumbuh dengan cepat ya?."

Perjalanan menuju pondok diisi dengan canda tawa kedua anak itu, bahkan Nino sampai tersandung karena tak fokus pada jalanan. Zio memilih diam, mengkuti semuanya, meskipun ia masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Atap pondok sudah terlihat, Nino ikut menarik tangan Zio. Kedua anak itu berlari sehingga mau tak mau Zio ikut berlari karena kedua tangannya ditarik Alex dan Nino.

"Kalian lama sekali!, aku sudah lapar menunggu kalian!. " omel seorang gadis kecil sambil berkacak pinggang.

Tubuh Zio mendadak kaku. Langkahnya berhenti membuat kedua anak yang menariknya ikut berhenti dan menatapnya, bingung." Ada apa Zio?. "

Mata Zio masih tertuju pada gadis kecil itu tak percaya. Rasa bersalah tiba-tiba muncul, jantungnya berdetak kencang. Ia maju mendekati anak itu dan berjongkok di hadapannya." Zella?. " itu adalah kata pertama yang keluar dari mulutnya.

Anak itu mengerjap pelan, dengan gerakan yang lucu ia memiringkan kepalanya. "Iya?."

Segera Zio memeluk Zella erat, bahkan kaki anak itu sampai tak menyentuh tanah." Zio, aku sesak. "

Sontak Zio segera melepaskan pelukannya,"maaf, aku hanya merindukanmu."

"ehh?. " Zella kembali mengerjapkan matanya, lalu ia tersenyum manis pada Zio," kalau begitu kita sama. "

"Ada yang aneh dengan Zio. " Nino mendekat, dan menunduk menatap Zio intens. Bahkan Nino sampai mencondongkan wajahnya hingga tersisa beberapa senti jarak diantara wajah mereka.

"Ada apa?." Alex ikut nimbrung, kini ada dua wajah yang menatap Zio seolah-olah ia adalah pelaku pencurian pakaian dalam.

Zella menatap Alex dan Nino, tangan mungilnya mendorong kedua tubuh itu bersamaan hingga menubruk Zio.  "Bilang saja ingin dipeluk!."

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang