Chapter 45

1.2K 128 0
                                    

Budayakan tekan bintang sebelum membaca. Terima kasih.

Orang itu mati karena kunai Zio yang melesat dengan indahnya dan menancap dengan sempurna di dada orang itu. Bahkan orang itu belum sempat menggunakan senjata hebat ini, sungguh di sayangkan.

"Menurutmu apa kita menunggu kedatangan mereka atau kita yang menyapa mereka duluan?. "

Arvy mengangkat bahunya," aku tidak suka menunggu tanpa kepastian, itu tak enak. Jadi, aku pilih opsi kedua. "

"Kata-katamu menggelikan. Tapi tak apa, senjata ini akan menyapa mereka dengan hangat."

***---***

"Mereka sudah tiba Brad, akhirnya setelah kesembilan jariku tergores oleh karambit ini, mereka datang juga. " ujar Smyth berjalan mendekati Brad.

"Ya, harusnya Mereka datang setelah kau mencincang jari-jarimu menjadi potongan-potongan kecil."

Sebuah kerusuhan mulai terjadi ketika orang-orang itu datang. Banyak anggota naga putih yang turun ke lantai satu untuk menangani orang-orang itu. "Heyy kalian?!,kenapa diam saja?, ada penyusup yang datang." seru seseorang yang terlihat panik.

"Kita di serang!!."

"Apa-apaan ini?, seharusnya hanya kami yang datang sesuai dengan rencana. Siapa mereka?. " salah satu orang yang yang mengkhianati Zio terlihat kebingungan.

Mendengar ocehan orang-orang itu Brad dan Smyth memilih diam mengacuhkan, hingga terdengar bunyi ledakan yang cukup kencang dari depan mansion." Sial, mereka menggunakan bom. "

Semakin banyak anggota naga putih yang turun begitu pula orang-orang yang mengkhianati Zio. Brad melirik Smyth yang tengah meregangkan otot-ototnya." kita mulai?."

Pria berkepala plontos itu mengangguk semangat, "tentu saja, aku sudah menunggu ini sedari tadi."

Senyum gembira tercetak jelas di wajahnya,  "mari kita nikmati pestanya."

M1-Carbine milik Brad mulai mumuntahkan pelurunya dalam hitungan detik. Tapi bukan penyusup yang ia serang melainkan anggota naga putih dan juga para pengkianat itu.

Dengan gaya santainya Brad menyerang mereka begitu pula Smyth yang sudah menerjang masuk dalam kerumunan itu. Pria berkepala plontos itu dengan semangat membabat anggota naga putih tanpa peduli meskipun mereka saling mengenal.

"Ada apa dengan kalian?, kenapa kalian berkhianat?. " seru salah seorang anggota naga putih.

"Karna memang ini yang seharusnya ku lakukan. Kalian semua sudah di bohongi oleh pria tua itu. Pria itu hanya memanfaatkan kalian saja, menganggap kalian sebagai bidak catur yang dapat memenangkan permainannya."

"Kalian sudah dibuat buta olehnya. Dia menjadikan kita sebagai mesin pembunuh yang tak kenal belas kasihan. Orang-orang yang telah kita bunuh atas perintahnya adalah orang yang tak mau menuruti apa yang ia inginkan. "

"Bahkan tanpa kalian sadari, dialah dalang dibalik semua pembunuhan keluarga kalian. Dia berpura-pura menjadi dewa penolong agar kalian bersedia menjadi bidak caturnya. Dia tak lebih dari seorang iblis berkedok malaikat!."

Smyth berkata dengan lantang, emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Ia sangat ingat bagaimana dulu orang tuanya terbunuh di hadapannya sendiri. Lalu bagaimana pria berperut buncit itu mengulurkan tangan padanya untuk memberi bantuan padahal ia sendiri penyebab kematian orang tuanya. Saat itu Smyth hanyalah seorang remaja berumur enam belas tahun. sehingga tidak mengetahui fakta itu, tapi sekarang ia sudah mengetahui semuanya.

Bukan hanya dia yang merasakan itu, banyak anggota naga putih yang keluarganya dibunuh agar pria itu bisa mendapatkan bibit-bibit unggul dengan praktis, termasuk Brad dan Zio. Kedua pemuda itu, keluarga mereka sama-sama dibunuh dengan tragis pada malam yang sama. Hanya saja Brad lebih dulu masuk kedalam kelompok ini.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang