.
Happy reading..
.
😉
.
Mari menghentikan langkahnya setelah mendengar suara itu. Suara dimana sebuah tubuh terhempas dan jatuh diatas aspal panas dengan kerasnya.
Bahkan air mata yang tadinya mengalir deras tiba tiba berhenti setelah mendengar teriakan dari sana."Jungkook-ah,,, Jungkook-ah,,,"
Mari perlahan membalikkan badannya yang gemetar.
"J-j-jungkook,,," dan dapat dilihatnya anak sulungya yang terduduk, menangis dan memeluk anak bungsunya yang kini terkulai lemah dengan darah yang memenuhi sekujur tubuhnya.
Bahkan mereka tak memperhatikan mobil yang berada tak jauh dari tempatnya yang sudah dalam keadaan ringsek dan mengeluarkan asap.
"JUNGKOOK!!!!" Mari segera berlari ketempat dimana kedua anaknya berada.
Ketempat yang kini telah didominasi oleh warna merah pekat yang semakin menambah gelap warna aspal, dan memberikan aroma anyir yang membuat siapa saja yang menciumnya merasa ngilu dan sakit.
"Jungkook,,, Jungkook,, bangun Jungkook,,, Jungkook,,," Mari menangis dan memgang kedua pipi anak bungsunya yang sudah penuh dengan darah.
"Jungkook,,,"
_
Seoul Hospital.
"Eomma,, sebenarnya apa yang terjadi eomma? Kenapa Jungkook bisa tertabrak?" Tanya Seokjin dengan suara yang penuh kekhawatiran dan kepanikan.
"Seo-seokjin-ah,,,"
Ceklrek,,,
"Pasien kehilangan banyak darah. Apakah ada keluarga yang memiliki golongan darah yang sama?" Tanya seorang perawat.
"Saya,, ambil saja darah saya sebanyak yang anda butuhkan" jawab Seokjin segera.
"Mari ikuti saya,,," Seokjin menurut.
Dan kini tinggalah Mari sendiri diruang tunggu. Berjuang dan melawan rasa sakit, sesak dan detak jantung yang tak karuan didadanya. Dan jangan lupakan isakannya yang setiap detik bertambah. Mari terlihat menyedihkan dan kesepian saat ini.
Tap,, tap,,,
"Mari-ah!!!" Teriak seorang dari sana bersama dengan seorang lainnya.
"O-ooppa,,"
"Bagaimana keadaan Jungkook? Bagaimana ini bisa terjadi? Apa kau tidak papa?" Tanyanya bertubi tubi.
"Pergilah oppa,,,"
"....."
"Ma-mari,,"
"Aku bilang pergi!!!" Teriak Mari.
Dushik semakin khawatir saja pada wanita yang dicintainya itu. Ingin rasanya dia mendekat dan memeluknya erat, tapi,,
"Youngmin-ah,,," tanya Dushik saat melihat tangan Youngmin yang menahannya dan memberikan tatapan seakan ingin dia menuruti kata kata Mari.
Dushik menunduk sedih. "Baiklah,,, aku akan pergi,,," pamitnya.
Dan setelahnya, dapat dilihat jika Mari langsung terduduk lemas dilantai dengan tangisan yang semakin menjadi.
"Eoh!!! Eonni!!!" Sohyun segera berlari dan membantu kakak iparnya bangkit.
"Eonni,, apa yang terjadi?" Tanyanya pada Mari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life, But Die (Completed)
Fanfiction"Aku memang masih hidup, tapi aku seperti mati dihati kalian"