"04"

5.6K 554 24
                                        

Taehyung segera menidurkan tubuh Jungkook diranjangnya. Taehyung cukup kewalahan menggendong Jungkook, karena harus diakui jika Jungkook memiliki tubuh yang cukup subur dibandingkan dirinya, Jimin dan juga Dino. Bahkan Seokjin hampir dikalahkan olehnya.

Namun Taehyung tampak menatap miris sang adik yang masih enggan membuka matanya saat dilihatnya pipi gembul sang adik perlahan menjadi tirus, dan jangan lupakan bekas air mata yang masih terlihat jelas di pelipis matanya.

"Apalagi sekarang Kookie,,, kau kenapa lagi?" Tanya Taehyung sambil menatap wajah damai sang adik.

"Apakah,,, kau sangat menderita? Apakah separah itu perlakuan mereka padamu?"

"Maaf karena  aku tidak disampingmu saat itu Kookie. Maaf".

.
.
.
.




Ceklrek...

Jimin membuka pintu kamar Jungkook dengan hati-hati saat tahu jika kamar itu terlihat sepi tanpa adanya suara-suara dari dua orang yang selalu membuat onar.

Jimin menghela nafas pelan saat mendapati si pembuat onar tersebut. Ya,, mereka adalah Taehyung dan Jungkook yang saat ini tengah tertidur.

Jungkook yang tertidur lelap dikasurnya, dan Taehyung yang tidur terduduk dikursi disamping ranjang sambil memegang tangan Jungkook.

Jimin berjalan perlahan, mendekati kedua adiknya dan menatapnya dengan tatapan yang hanya bisa diartikan oleh Jimin.

Perlahan Jimin menunduk untuk melepaskan genggaman Taehyung pada Jungkook. Lalu dengan hati-hati Jimin menggendong tubuh kecil Taehyung dan menidurkannya di samping Jungkook dengan lembut.

Jimin kembali melangkahkan kakinya untuk mencari selimut, dan kembali untuk menyelimuti Taehyung.

"Aigoo,,, bagaimana bisa kedua adikku ceroboh sekali? Yang satu tidak memperdulikan kesehatannya. Dan yang satunya,, astaga.... jika aku tidak datang aku yakin dia akan bungkuk saat bangun. Hah...." keluh Jimin sambil menatap kedua adiknya yang tengah tertidur lelap.


1 detik...


2 detik....


3 detik....


Dan.....



"Hah..... Kuharap kalian selalu sehat dan bahagia. Karena hanya itu yang mampu menyemangati dan membuatku tetap hidup"

"Kalian adalah hartaku yang paling berharga" lanjut Jimin sambil tersenyum.




.

.

.

.

.

.




"Kau mau kesekolah?" Tanya Jimin pada Jungkook saat melihat adiknya itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Nde... kenapa hyung?" Jawabnya.

"Kau masih tanya kenapa? Ya Jeon Jungkook, kau kemanakan otak pintarmu itu? Kau itu masih sakit"

"Aku tidak pintar hyung" potong Jungkook dengan santai.

"Jadi tidak salah jika aku bertanya" lanjutnya.

"J-Jungkook-ah..." sesal Jimin.

"Aku akan berangkat lebih dulu"

"Kau tidak menunggu Taehyung?" Tanya Jimin.

"Tae-hyung sudah berangkat dari tadi"

"Mwo?!" Kaget Jimin.

Life, But Die (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang