"06"

5.8K 548 28
                                        

Jungkook tengah berjalan menuju rumahnya setelah beberapa menit yang lalu turun dari bus.

Hari sudah malam, dan Jungkook nampak lesu mengingat jika seharian ini dirinya tidak beristirahat.


Piip...

Piiip

Jungkook nampak bingung saat tiba tiba sebuah mobil terlihat menghampirinya setelah membunyikan klakson padanya.

"Hyung,," ujar Jungkook saat kaca pintu mobil tersebut menurun dan menampakkan wajah tampan sang kakak Jeon Seokjin.

"Masuklah" ujar Jin dengan nada dan ekspresi datarnya.

Dengan perasaan ragu dan lesu Jungkook terpaksa menuruti perintah sang kakak.

Beberapa menit kemudian Jungkook dan Seokjin tiba dirumah mereka dan memasuki rumah bersamaan tanpa ada interaksi diantara mereka. Jungkook yang selalu menunduk dan seakan berjalan dengan orang asing dan sikap Seokjin yang sama sekali tak mau memandang Jungkook.

"Kau sudah pulang? Bukannya,,,"

"Aku membawa mobil sendiri eomma" potong Seokjin.

"Mwo??" Bingung Mari.

"Yoongi samchon memberikanku satu mobil perusahaan. Katanya akhir akhir ini aku sering lembur dan pergi keluar kota. Jadi menurutnya aku butuh kendaraanku sendiri. Makanya aku diberi kepercayaan meggunakan mobil perusahaan" jelas Seokjin yang membuat Mari tersenyum bangga.

"Eomma senang mendengarnya,, ah, kau pasti lelah. Ayo kita makan malam dulu, setelah itu kau istirahat. Eomma sudah memasak" ajak sang eomma sambil merangkul lembut bahu lebar sang anak.

Wait,,, bukankah mereka melupakan sesuatu? Iya, mereka melupakan Jungkook yang kini hanya bisa memandang punggung mereka yang mulai menjauh.

"Apakah aku ini hantu? Apakah aku ini mahluk abstrack? Apakah aku tidak terlihat? Atau apakah kalian yang sudah buta?" Batin Jungkook dengan tangannya yang mulai mengepal dan tatapan bencinya yang mulai memproduksi cairan bening yang dapat jatuh kapan saja.

"Aku juga lelah, aku membantu di restoran tadi dan mengerjakan tugas bersama Dino tanpa istirahat. Aku juga lelah dengan sikap kalian padaku. Tak bisakah kalian juga menanyakan keadaanku? Setidaknya eomma, tak bisakah kau? Kau adalah wanita yang melahirkanku" Lanjutnya.

Tes,,,

Jungkook segera mendongakkan kepalanya dan menatap kelangit langit rumahnya saat air mata itu mulai jatuh. Jujur Jungkook benci, namun Jungkook masih menyayangi keluarganya.

"Heh,,," lirih Jungkook sambil memiringkan salah satu sudut bibirnya saat menundukkan kepalanya.

Seep,,

Seep,,


Jungkook menghapus air matanya dengan kasar.

"Sadarlah Jeon Jungkook, kau telah membuang air matamu yang berharga hanya untuk mereka" ujar Jungkook yang kini tengah menatap tajam dan benci keluarganya itu.

Tap...

Tap...

Akhirnya Jungkook memutuskan untuk menuju kamarnya.

.

.


Keesokan harinya Jungkook menuruni tangga dengan seragam sekolahnya, lengkap dengan perabotan sekolahnya.

Jungkook berhenti sebelum sampai di anak tangga terakhir saat mendapati keluarganya yang tengah makan bersama tanpa dirinya. Hati Jungkook sakit, namun bukan Jungkook jika dia tidak bisa menahannya karena terbiasa. Jungkook hanya menatap datar keluarganya dan melanjutkan langkahnya tanpa ada niat bergabung dengan keluarganya. Ya, Jungkook berniat langsung menuju kesekolah.

Life, But Die (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang