Before I said sorry because I broke my promise and can't up last night. I am so sleepy last night until I am not aware that I was sleep when I try to review this chap😅😅 (maybe I am fainted last night)
Thanks you for your waiting and sorry for typo and gaje story. And this chap is the long chap with 2459 words. Hopely you will not get bored.
So,, happy reading...
😚😚.
.Jungkook terdiam dengan segaris senyum tipis terukir dibibir manisnya dalam pelukan Seokjin.
"Hyung,, aku bosan" ujar Jungkook yang membuat Seokjin menghentikan tangisnya sejenak.
"Aku bosan,, apa hyung mau ketaman denganku?" Lanjutnya yang semakin membuat Seokjin beku.
"Kenapa hyung diam? Apa hyung tidak mau?" Tanya Jungkook yang terdengar kecewa.
"A-aniya,, tidak,, kita akan ketaman. Iya,," Seokjin segera melepaskan pelukannya, dan itu membuat senyum tipis Jungkook kembali terukir.
"Hyung ganti pakaian dulu,, tunggu sebentar ya,," pamit Seokjin sebelum meninggalkan kamar Jungkook.
Tak beberapa lama kemudian Seokjin kembali dengan pakaian yang lebih santai.
"Ayo,," ajaknya sambil meraih tangan kurus adiknya. Tangan yang sudah selama beberapa tahun ini dilepaskannya dan ditinggalkannya.
.
.Kini Seokjin dan Jungkook sudah ada disalah satu taman yang tak jauh dari rumah mereka. Suasana tak begitu ramai dan sepi karena mengingat hari yang baru akan beranjak sore.
Seokjin tersenyum saat melihat pemandangan disekitarnya. Hingga dia menatap tatapan kosong sang adik dengan wajah yang tak berekspresi dan hanya berjalan lurus sambil memegang salah satu lengannya dengan tongkat ditangan kirinya.
"Hyung,, sekarang kita dimana?" Tanya Jungkook yang berhasil membuyarkan lamunan Seokjin.
"Kita sudah ditaman, seperti keinginanmu" jawab Seokjin sambil tersenyum.
Slap,,
"Kenapa?" Tanya Seokjin saat Jungkook tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Ki-kita pulang saja hyung"
"Pulang? Kenapa? Kita bahkan baru saja tiba. Dan juga,, bukankah kau ingin kesini?" Tanya Seokjin.
"Apa banyak orang disini?" Tanya Jungkook dengan nada sedikit cemas.
Seokjin menatap sekeliling sebelum berucap. "Yah,, lumayan,, tempat ini nampak hidup".
"Kalau begitu ayo pulang" kini Jungkook nampak menarik lengan Seokjin.
"Kenapa? Apakah kau merasa sakit lagi? Dimana? Bilang pada hyung" Seokjin mulai khawatir.
"Tiadak papa, kita pulang saja hyung,," kini hidung Jungkook mulai memerah seakan dia akan menangis.
"Hey,, hey,, kenapa?" Seokjin menangkup wajah cemas adiknya itu dan membuatnya seolah menatapnya.
"Tidak papa,, hyung disini,, jangan takut" lanjutnya.Jungkook semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Seokjin. Membuat kerutan dilengan baju Seokjin semakin terlihat.
"A-aa-aku takut,, hyung meninggalkanku" ujarnya.
"...." Seokjin serasa tercekat setelah mendengar beberapa kata itu. Ya,, dia pernah sekali meninggalkan Jungkook ditaman sebelum kelulusannya karena mendadak dia mendapatkan panggilan dari wali kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life, But Die (Completed)
Fanfiction"Aku memang masih hidup, tapi aku seperti mati dihati kalian"