Huaaaa!!!
Sebelumnya terima kasih atas 90k readers
I am really2x happy and thankful for that
😢😢😢😢
Rainy gak bisa ngasih apa-apa selain up ini.Terima kasih atas dukungan yang telah readernim berikan. Rainy sangat menghargai dan mensyukurinya.
Before read this story, Rainy wanna say up kali ini memiliki beberapa kata kasar. Jadi Rainy harap readernim mau mengambil sisi positifnya aja. Karena ini demi kepentingan work ini hehe
Terimakasih dan selamat membaca..
😊😊😊.
.Seokjin masih berlari dan mencoba mengejar Jungkook.
"Jungkook!" Remaja itu terhenti.
"Hah,, hah,, jangan begini" lanjutnya setelah menghirup udara sebanyak banyaknya untuk menetralkan deru nafasnya yang terengah.
"Kembalilah hyung" jawab Jungkook dengan dingin.
"Jungkook, jangan begini" Seokjin nampak frustasi.
"Kembalilah,, atau aku yang tidak akan pernaah kembali"
Beku, Seokjin beku mendengar kelanjutan ucapan sang adik.
"Jungkook,," panggilnya saat tubuh sang adik mulai berjalan menjauh.
Seokjin bingung, tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia tahu jika sang adik takkan main-main dengan ucapannya.
"Apakah melepaskanmu adalah pilihan yang benar?"
.
.Seokjin berjalan lemas menuju arah sang ibu dan sang ayah yang nampak cemas menanti kedatangannya dan Jungkook didepan gerbang kediaman Yoo.
"Seokjin! Mana adikmu?" Tanyanya saat Seokjin berhenti tepat dihadapannya.
"....."
"Seokjin,, eomma bertanya padamu"
"Eoh wae? Mana adikmu?" Tanyanya lagi.
"Biarkan dia sendiri"
"........" Mari terdiam mendengar penuturan anak pertamanya.
"Apa maksudmu?"
"Biarkan dia sendiri. Dia butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya"
"Jungkook terluka!" Kaget Mari.
"Dia memang sudah terluka sejak dulu eomma,,,"
"Dan kitalah yang membuatnya terluka. Seperti saat ini. Kita mengulanginya lagi" setetes liquid bening berhasil membasahi pipi mulus Seokjin. Begitupun dengan Mari setelah memahami penuturan sang anak.
"Sebaiknya kita pulang eomma" ajaknya pada sang eomma yang masih beku.
"Seokjin-ah,,," Seokjin menatap wajah Jaesuk yang tengah menahan tangannya.
"Aku juga punya banyak pertanyaan untuk appa" jawabnya sebelum menyingkirkan tangan sang ayah dan pergi.
.
.Seokjin menatap Mari dengan tatapan tajam. Beberapa menit lalu.
"Apa yang ingin kau tanyakan pada ayahmu?" Tanya Mari.
"Tidak ada" datarnya.
"Baiklah"
"Pertanyaanku akan beralih ke ibu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Life, But Die (Completed)
Fanfiction"Aku memang masih hidup, tapi aku seperti mati dihati kalian"