30

3K 121 3
                                        

.
.

Happy reading...


.
.

Dua Jeon bersaudara 'Jungkook dan Seokjin' tengah menatap rumah mewah dihadapannya. Saling menatap sebelum memutuskan untuk melangkah menuju rumah itu.

Ting... Tung...

Jungkook mulai menakan tombol rumah itu.

Ting.. Tung....

Lagi, Jungkook kembali menekan tombol itu karena tak ada tanda-tanda seseorang akan membukakan pintu.

Hingga ketiga kalinya Jungkook menekan Bel terdengar suara orang dari balik pintu dan tak lama pintu terbuka.

"Kalian..."

.

.

Jungkook dan Seokjin tengah duduk di sofa ruang keluarga kediaman Yoo. Lebih tepatnya Yoo Jisung dan Yoo Jaesuk.

"Ada apa sampai kalian kemari?" Tanya Jaesuk pada ke dua anaknya.

"Aku,,, ingin menanyakan dimana makam Eunsoo" jawab Jungkook lirih. Bahkan kepalanya kini menunduk tak berani menatap ekspresi dua orang didepannya.

Jaesuk tersenyum tipis lalu menatap seorang yang duduk bersebelahan dengan Jungkook.

"Kau juga? Seokjin-ie?" Tanyanya yang dibalas anggukkan oleh Seokjin.

"Eunsoo dimakankan di makam yang sama dimana tempat kakek kalian dimakamkan Jungkook ah" jawab Jaesuk yang membuat kedua puteranya menatapnya.

"Dia diteduhi pohon sakura yang indah" lanjutnya.

"Kalian ingin menemuinya?" Tanya Jisung tiba-tiba yang sukses membuat dua Jeon bersaudara itu terkejut. Pasalnya wanita yang bergelar sebagai ibu Eunsoo ini bukan orang yang bersahabat dengan mereka. Jadi wajar jika mereka terkejut saat Jisung bertanya.

"Iya" jawab Jungkook pelan sebelum matanya kembali membulat karena senyum tipis Jisung.

"Hey.. apa dia baik-baik saja? Aku lebih senang dia marah-marah daripada tersenyum begitu. Lebih mengerikan" bisik Seokjin pada Jungkook.

"Eunsoo,, dia menderita gagal jantung sejak lahir. Untuk itu aku menjaganya seakan-akan dia adalah sesuatu yang rapuh. Bahkan aku melindunginya darimu. Jeon Jungkook" ujar Jisung yang membuat Jungkook beku menatapnya. Terlebih karena namanya juga disebut.

"Dia sangat keras kepala. Saat tahu dia memiliki kakak dari ayahnya. Dia jadi sering meninggalkan rumah. Lebih tepatnya kabur untuk menemuimu. Dan aku tidak menyukainya. Itulah mengapa aku tidak menyukaimu"

"Maafkan aku" Jisung menundukkan wajahnya. Tanda jika wanita itu menyesal.

"Aku buta, aku tidak sadar jika kau ternyata adalah kebahagiaan Eunsoo juga. Saat bersamamu dia nampak bahagia. Dia tersenyum tanpa beban dan tampak seperti anak-anak normal seusianya"

"Tapi aku tak melihatnya. Aku terlalu menyayanginya dan juga membencimu karena asal usul siapa yang melahirkanmu"

"Untuk itu aku minta maaf"

"Aku salah dan kekanakan" lanjutnya semakin menunduk dalam. Bahkan kini air mata sudah membasahi pipi tirusnya.

Jungkook tersenyum.

"Tidak papa ahjuma. Aku sudah memaafkan ahjuma. Maaf, karena aku tidak menjaga dan merawat Eunsoo dengan baik. Aku juga nenyesalinya" lagi, Jungkook kembali menundukkan wajahnya.

Jisung menatap remaja itu dengan tatapan berkacanya. Hingga senyum tipis kembali terukir di wajah cantiknya.

"Dan satu lagi. Eunsoo itu adik kalian. Bukan adik tiri. Tapi adik kalian. Dia memiliki darah yang sama dengan kalian. Hanya sedikit berbeda" ujar Jaesuk.

Life, But Die (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang