"24"

4.4K 407 27
                                    

.
.

Mari merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Tangannya terangkat dan memijat pelipisnya pelan. Sungguh,, hari ini terasa berat baginya. Bukan karena kesibukkannya, tapi karena kejadian yang menimpanya hari ini. Ah,, lebih tepatnya kejadian yang menimpa Jungkook hari ini.

"Katakan pada  ibu, apakah mereka sering melakukan hal itu padamu?" Tanya Mari dengan tatapan tajamnya yang ditujukan pada Jungkook yang tengah duduk di Sofa dengan tatapan kosongnya.

"Ummp,," Jungkook mengangguk setelah lama berfikir.

"Dan kau hanya diam saja?" Kesal Mari yang membuat Jungkook menunduk.

"Eomma,," Seokjin berusaha menegur ibunya agar tidak terbawa  emosi dan mengamuk pada Jungkook yang nampak lelah.

"Hah,, antar Jungkook ke kamarnya. Dia  pasti lelah" titah Mari setelah emosinya cukup mereda.

Seokjin segera  beranjak dan membawa tubuh Jungkook dengan lembut menuju kamarnya. Meninggalkan Mari yang masih memijat pelan pelipisnya.

Dreet,, dreet,,

Mari menatap ponselnya yang menampakkan panggilan masuk. Mari terdiam sebelum akhirnya menerima panggilan itu.



.
.




Seokjin duduk dipinggir ranjang Jungkook, menatap diam adiknya itu dengan tatapan penuh tanya.

"Apa tidak papa?" Tanyanya yang membuat Jungkook memasang wajah bertanya kearah suara Seokjin.

"Apakah kau tidak papa? Dahimu sedikit berdarah" Seokjin menyentuh dahi Jungkook yang membuat pemiliknya sedikit meringis.

"Sepertinya sakit. Tunggu sebentar, hyung akan ambil kotak obat" pamit Seokjin sebelum meninggalkan kamar Jungkook.

Seokjin nampak berjalan ringan menuju kamar Jungkook dengan kotak P3K ditangannya. Hingga suara sang ibu menghentikan langkahnya.

"Seokjin-ah,," panggilnya yang membuat Seokjin menghentikan langkahnya dan menjawab panggilan sang ibu.

"Dimana adikmu? Apa dia terluka?" Kaget Mari saat melihat kotak P3K ditangan Seokjin.

Seokjin tersenyum sebelum menjawab. "Dahinya sedikit tergores. Tapi tidak papa bu. Aku akan mengobatinya" jelas Seokjin yang membuat Mari mengangguk paham.

"Mm,, Jin-ah,," panggil Mari lagi.

"Iya bu,,"

"Bisakah,, setelah ini kau membantu ibu?"

"Membantu apa? Kebetulan aku tidak akan kembali kekantor" jawab Seokjin.

"Kau akan tahu nanti. Hanya,, persiapkan Jungkook saja" ujarnya sebelum pergi. Meninggalkan Seokjin yang nampak bingung sebelum melanjutkan langkahnya ke kamar Jungkook.

.
.


Seokjin sudah menyelesaikan tugasnya mengobati dahi Jungkook, dan kini dia kembali membantu Jungkook untuk mempersiapkan dirinya.

"Hyung,, kita mau kemana? Apa ada acara penting?" Tanya Jungkook pada Seokjin yang tengah membantu mengancing kerah kemejanya.

Seokjin tersenyum dan kembali merapikan kerah baju Jungkook. "Molla,, tapi eomma yang memintanya. Mungkin eomma akan mengajak kita jalan-jalan" jawabnya sambil tersenyum yang juga mengundang senyum Jungkook.

"Nah,, sudah selesai. Ayo, eomma sudah menunggu" ajak Seokjin sambil mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Jungkook. Dan Jungkook, dia hanya menerima perlakuan sang kakak tanpa penolakan.

Life, But Die (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang