"Lebih baik seperti ini, memandang mu dari jauh. Tanpa kau sadari. "
Gadis itu menghela nafasnya, menyandarkan punggung di sandaran kursi yang sekarang sedang ia duduki. Ia memejamkan matanya sejenak, memijat pelipisnya yang sedikit terasa pusing.
Vinka- nama gadis tersebut- melirik ke arah tumpukan buku yang bisa cukup dibilang tebal itu, yang saat ini sedang menunggunya untuk mengerjakan tugas yang ada didalamnya.
Vinka sedikit jengah. Tak ada niatan didirinya tuk menyelesaikan semua tugas tersebut. Ia memilah beberapa tugas yang mungkin baginya menyenanakan. Seperti halnya materi Matematika yang notabene salah satu materi yang dibenci para siswa Sma seusianya, yang mereka anggap "Toh, matematika juga habis lulus gak ada manfaatnya." Namun, Vinka berfikir berbeda, bahwa tak semua matematika tidak memiliki manfaat, karena masih banyak lagi manfaat yang terkandung dalam ilmu matematika tersebut.
Vinka meraih ponsel yang tergeletak disamping bukunya. Melihat notifikasi yang muncul, yang kebanyakan berasal dari grup kelas ataupun grup lainnya. Maklum JOMBA. Jomblo Bahagia :).
Tumpukan buku tersebut telah Vinka masukkan kedalam tas yang siap ia bawa ke sekolah esok hari. Laptop yang sedari tadi tergeletak, sekarang telah dibuka Vinka untuk menuliskan beberapa kalimat didalamnya.
365 days.
365 hari telah berlalu. Dan aku masih menetap menjadi penggemar rahasiannya. Berkali kali sahabatku telah memperingatkan ku untuk menyerah saja, toh tak akan ada balasan darinya.
Aku pun sempat berfikir demikian, namun jika aku benar benar menyerah saat ini, lantas apa gunanya 365 hari yang lalu??
Sejak saat pertama kali, entah magnet apa yang membuatku tertarik padanya. Ke tampanan nya kah? Ke pintaran nya kah? Atau, Kepopuleran nya kah? Aku sendiri juga tak begitu mengerti. Semua terjadi begitu cepatnya, aku tiba tiba tertarik dan menetap menjadi pengagum rahasianya.
Mungkin benar adanya bahwa mencintai orang yang dicintai banyak orang juga itu sulit. Karena kepopuleran nya, banyak wanita wanita yang menyanyangi dan juga mencintainya. Dari setingkat nya ataupun tingkat yang berada dibawahnya, seperti aku salah satunya.
Nyatanya seperti yang kurasakan, bahwa ia sama sekali tak memerdulikan fans fans yang telah menunjukkan kelakuaanya. Dan ia menganggap kita semua hanya angin yang sengaja melewatinya. Sungguh kejam bukan?
Pada akhirnya perasaan ku masih sama. Ia yang dijuluki es kutub manis berhasil menarik hatiku untuk jatuh kedalam perasaan saat ini. Sakit memang mencintai seseorang yang tidak mengetahui bahwa dirinya dicintai, atau lebih tepatnya tidak memperdulikan.
Tapi, keyakinan ku lagi lagi masih sama. Bahwa ku percaya, suatu saat pasti ia akan menyadari semua rasa ini dan membalas perasaan yan telah kuradakan selama 365 hari ini.
Setelah selesai, Vinka akhirnya dapat mengistirahatkan tubuhnya dengan sebenar benarnya. Ia segera membaringkan tubuhnya dan langsung memejamkan mata. Mempersiapkan hatinya lagi untuk esok hari.
Good Night kak!!
Selamat membaca😉
Semoga suka😊
Kalo suka, vote ya!!
Kasih masukan, comment aja!!#salam_penulisamatir
#anissa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...