"Ada 3 kata yang memiliki arti dan perlakuan sama, namun berbeda rasa. Yaitu, cinta, sayang, dan perhatian."
Langkah kaki Renald terhenti di depan ruang musik. Entah mengapa keberuntungan tak berpihak padanya di hari ini. Pasalnya, bu Manda yang awalnya lupa adanya tugas minggu lalu, entah kenapa tiba tiba mengingatnya. Alhasil, Renald yang belum mengerjakan harus menyusul teman sekelasnya yang telah dihukum beberapa menit lalu.
Pintu terbuka, membuat Renald mengerutkan dahinya. Bukan masalah pintu terbuka sendiri, namun karena orang yang keluar dari sana.
Wajah datar orang tersebut melirik sekilas keberadaan Renald. Kemudian langsung melanjutkan langkahnya. Ngapain dia disini?? Pikir Renald.
Pintu kembali terbuka, membuat Vinka meremas lebih kencang kemoceng yang ia bawa.
"Mau ngapain lagi sih---" melihat seseorang yang masuk membuat Vinka memberhentikan ucapannya.
Senyum miring tercetak jelas diwajah orang tersebut. "Ketangkep basah lo!! Habis ngapain berduaan ditempat sepi kayak gini??" Renald dengan santainya melangkah menghampiri Vinka.
Alisnya tampak naik turun meminta Vinka segera menjawab pertanyaan nya.
Vinka yang sempat menegang, lalu ber ekspresi bepura pura tidak tau. "Ketangkep basah apaan sih?? Aneh banget!!" jawaban Vinka tersebut membuat Renald terkekeh.
"Jangan pikir gue engga tau siapa yang barusan keluar, dan ucapan lo yang kepotong itu bisa membuktikan semuanya." Renald tersenyum miring.
Vinka mendelik. "Pikiran lo lain kali laundry sana Ren biar bersih dikit. Kotor mulu yang lo pikirin!!"
"Oh ya?? Tapi bener kan??"
Vinka melipat kedua tangannya didepan dada. "Emang kalo gue jawab, ada ngaruhnya ya di lo??"
Ngajak ribut deh ni cewek!! Batin Renald yang masih meladeni perdebatan antara dirinya dan Vinka. Entah kenapa setiap ada Vinka membuat hasrat perdebatan Renald semakin tumbuh.
"Kalo gue jawab iya, lo bakal njawab pertanyaan pertama gue tadi??" tantang Renald yang membuat darah Vinka seketika mendidih.
"Nyebelin deh lo Nal!! Suka banget ngurusin hidup gue!!"
"Ya kan kalo lo ngapa ngapain sama tu cowok dan bisa berakibat buruk bagi nama baik kelas kita, apa salahnya gue mengintrogasi lo dulu disini." pernyataan tersebut membuat Vinka memukul bahu Renald menggunakan kemoceng yang masih ia pegang. Kali ini ia benar benar kesal.
"Gila ya lo!! Gue masih waras kali bisa mbedain perbuatan dosa atau enggak!! Asal lo tau aja gue engga sampe mikir ngelakuin hal hal aneh sama siapapun. Pikiran lo aja yang keterlaluan kotornya!!" Tegas Vinka yang sengaja menaikkan sedikit nada suaranya.
Renald yang masih mengelus bahunya itu menimpali. "Yang pikirannya kotor itu sebenernya lo deh Vin. Perasaan gue engga bilang hal hal aneh seperti yang lo pikirin. Yang gue maksud itu nama baik kita bisa tercemar dimata bu Manda kalo lo yang jelas jelas melanggar peraturan malah males malesan ngerjain hukumannya. Bisa bisa kelas kita dicap menjadi kelas terburuk gara gara perbuatan lo yang cukup dibilang sering."
Vinka melotot tak percaya, emosi nya benar benar meluap kali ini. Dan sekuat tenaga ia tahan agar tidak keluar.
"Lo!!" Vinka menunjuk tepat di depan muka Renald. "Rese banget jadi cowok!! Kenapa sih setiap ada lo emosi gue pingin naik mulu!! Asal lo tau debat antara kita udah ke sekian kalinya, dan, pasti lo yang menangin itu semua! Kurang puas lo??!"
Mendengar kata kata tersebut membuat Renald sejenak menyerngitkan dahi lalu tertawa. Ngapain juga sampe ngitung pemenang debat?!
"Jelas puas lah!! Bakat debat gue udah mendarah daging. Jadi, lo mau sampe kapan pun ngelawan ucapan gue, pasti lo kalah telak!!" Renald terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...