12. Undangan Makan Malam

149 50 23
                                    

Happy reading :)

"Seperti ingin menolak, tetapi tak bisa. Meskipun nyatanya, menahan beribu luka yang telah tertanam."
-Bayha Nando-

Masih sama dengan hari hari sebelumnya. Cowok itu keluar dari ruangan yang membuat moodnya turun. Tapi, mau tidak mau, suka tidak suka ia harus melakukan ini. Dan setelah berada diparkiran, ia segera memasuki mobil dan segera pergi dari lingkungan yang membuatnya muak.

Pandangannya fokus ke arah lalu lintas didepan. Namun pikirannya melayang entah pergi kemana.

Jika bisa memilih, ia tidak akan memilih takdirnya yang sekarang. Ia ingin hidup normal seperti siswi sma lainnya. Tapi apa daya, ia hanya bisa pasrah dengan semua ini. Karena takdir itu adalah hal yang mutlak, tidak bisa diubah. Hanya ikhlas yang bisa dilakukan.

Rintik hujan sudah mulai berubah menjadi guyuran. Sehingga membuat Nando sedikit kesuliat mengendarai mobilnya. Dan ia segera mengurangi kecepatan laju mobil yang ia kendarai itu.

20 menit lebih Nando habiskan untuk segera tiba di rumahnya. Walaupun sedikit, ia bisa membebaskan bebannya sejenak. Namun, pemandangan seseorang di ruang tengah membuatnya memberhentikan langkah.

"Ngapain??"

Suara Nando membuat orang yang sedang santai diatas sofa menoleh. Ia tersenyum.

"Ah.. Rupanya adik abang udah pulang." Alvin benajak menghampiri adiknya itu. Ya benar, Alvin sedang berkunjung ke rumahnya. Kenapa akhir akhir ini ia sering mampir?? Adakah kesalahan dengan rumahnya yang disana??

Tanpa meladeni ucapan Alvin, Nando segera melangkahkan kakinya kembali.

"Ck. Serasa jadi kacang gue nya." lagi lagi, ucapannya tak mempengaruhi adik satu satunya itu.

"Oh ya, nanti makan malam bareng gue!! Wajib engga pake nolak." untuk kesekian kalinya, ucapan Alvin tak ada respon dari lelaki itu. Dan akhirnya ia hanya bisa menghela napas pasrah melihat punggung Nando yang semakin jauh dari pandangan.

Rintik hujan masih terdengar samar samar. Nando merebahkan tubuhnya diatas kasur tercinta. Ia menatap hampa langit langit di kamarnya. Hingga getaran yang ditimbulkan oleh ponsel disaku blazer, membuat ia dengan sekejap merogoh sakunya.

Terlihat notifikasi yang cukup banyak ia dapatkan. Ia mendengus saat membaca sumber dari notifikasi tersebut. "Absqu"

Dari 100 pesan yang terkirim semua itu dari pengirim yang sama, dan juga pesan yang sama pula.

..................

Ferryat_ : P

Leozan_ : Y

Yudhafn : Kuker pasti ya lo?? Nge spam sebegitu niatnya.

Ferryat_ :Pengertian banget atuhh :)

Yudhafn : Kepedean bgt _-

Ferryat_ : Pd kunci kesuksesan bang😎

Yudhafn : Serah lo aja.

Ferryat_ : lagian ya, ini grup knp kalo malming selalu sepi?? 😕

Leozan_ : Emang mau lo gimana??

Ferryat_ : Tau ah.

Leozan_ : Lah?? Cepet bgt ngambek nya??

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang