Selamat membaca :)
"Saat rasa kecewa ini muncul entah mengapa semua itu seketika hilang saat aku melihat senyum yang membuat ku candu itu tercetak dibibir mu." -Vinka Arfa-
∆∆∆
Suara merdu Shawn Mendes menyanyikan lagu itu menggema di kamar Vinka. Sehingga Vinka yang awalnya masih menyelami dunia mimpinya itu akhirnya sedikit demi sedikit kesadaran nya kembali karena suara yang sangat mengganggu itu. Ia merengganggkan tubuh sebelum akhirnya membuka mata pelan.
Dengan mata yang masih terbuka setengah ia meraih ponsel yang berada di nakas samping kasurnya itu. Dengan segera ia meletakkan jari nya di sensor sidik jari. Dan alarm yang ia atur seketika berhenti berbunyi. Namun saat itu juga mata Vinka terbuka lebar saat membaca notifikasi yang ia terima. Hatinya kembali berdesir hebat.
Calon imam ❤️
Good night too my princess ❤️ 10.30 PMHanya pesan se singkat itu berhasil menumbuhkan bunga di hati gadis itu. Setelah penantian penantian panjang semalam akhirnya gadis itu menemukan titik cerahnya. Lelaki yang awalnya ia kira ada apa-apa itu akhirnya memberi jawaban.
Jika banyak yang mengira bahwa Vinka alay ditinggal bentar aja udah bingung nggak ketulungan Vinka pun tak bisa mengelaknya. Ia memang alay, tapi ya seperti itulah Vinka mengapresiasikan rasa sayang nya ke kekasih yang ia cintai itu.
Mendapat pesan seperti itu dari Nando sama dengan ia mendapat moodboster dipagi hari. Pasalnya setelah membaca pesan singkat tersebut Vinka langsung beranjak dari kasurnya. Dan dengan kecepatan kilat ia memasuki kamar mandi.
Butuh waktu kurang dari 15 menit Vinka menyelesaikan ritualnya dikamar mandi. Setelah itu pun ia tak lupa melaksanakan sholat subuh sebelum akhirnya ia bersiap berangkat sekolah.
Pukul 05.50 Vinka sudah rapi dengan seragam ang melekat ditubuhnya. Tak lupa riasan tipis yang semakin mempercantik wajahnya itu.
Dengan senyum yang mengembang dibibirnya, Vinka menuruni anak tangga lalu berjalan menuju ruang makan. Disana terlihat ibunya yang masih asik menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga untuk kakak tercintanya.
"Tumben lo udah bangun!!" Celetuk Pandu yang berjalan pelan menuju kursi didepan Vinka.
"Yee rajin dihujat, molor dihujat juga, terus gue lo suruh gimana bang?? Emang ya netijen itu sukanya ngehujat." Balas Vinka.
"Bun depan Pandu ini sehat kan??"
"Ih abang nyebelin deh. Emang Vinka sakit??"
Pandu mengedikkan bahunya, "I dont know. Enaknya gimana??"
"Ish. Sumpa deh gue pengen banget ngulitin abang idup-idup. Boleh kan bun??"
Nuril hanya bisa tertawa pelan menanggapi perdebatan kecil anak anak nya itu.
Ting tong
Suara bel rumah itu berhasil menyita perhatian mereka. Saat Vinka hendak beranjak untuk membuka kan pintu Pandu lebih cepat melakukan hal tersebut, sehingga mau tak mau ia kembali duduk.
Sedangkan Pandu ia segera membuka pintu utama untuk mengetahui siapa yang bertamu sepagi ini.
Terlihat laki-laki dengan tinggi setara dengan Pandu sedang berdiri di depan pintu coklat tersebut. Merasa tak asing dengan postur tubuh tersebut Pandu akhirnya berdehem pelan. Dan benar saja lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya.
"Lo Nando??"
Nando tersenyum lalu mengangguk. "Selamat pagi bang." Sapa Nando seramah mungkin.
Pandu tampak menatap menyelidik lelaki di depannya ini. Tidak ada yang aneh pada diri Nando. Tapi ya sebagai kakak yang baik tidak salah bukan Pandu melakukan hal tersebut??
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...