28. Karena Kimia

67 13 7
                                    

Selamat membaca :)

"Dalam konsep kimia, aku tidak tau berapa banyak unsur bebas H yang diperlukan untuk bisa berikatan dengan O. Aku hanya tau seberapa banyak elektron cinta yang bisa membuat kita saling ber ikatan."
-Vinka Arfaisa-

"Masih ngambek nih ceritanya??" Goda Nando yang sedang berjalan disamping Vinka.

Seperti biasa, Nando mengantar kekasihnya itu ke kelas. Dan memastikan gadis yang ia cintai itu aman.

Sungguh Vinka ingin sekali bilang bahwa ia sudah tidak ngambek. Namun, gengsinya terlalu besar untuk menyatakan itu. Sehingga kali ini ia hanya bisa menahan tawa sekaligus berpura-pura bodoamat.

"Tau ah. Males aku bahas itu!!"

Nando tau sekali sandiwara apa yang sedang gadisnya itu lakukan. Ia memberhentikan langkahnya lalu dengan paksa menghadapkan wajah Vinka, agar matanya bisa menatap kedua mata gadis itu.

"Tapi muka kamu bilang, aku uda ngga ngambek loh!!" Goda Nando dengan kekehan diakhir kalimatnya.

"Apaan sih. Nggak lucu tau!!" Vinka melipat kedua tangan didepan dadanya.

Nando mencubit pelan hidung Vinka, "tapi kamu lucu kok kalau lagi ngambek!! Jadi pengen cepet cepet ngehalalin deh."

Mendengar ucapan Nando, pipi Vinka langsung menampakkan rona merah. Dan ia sudah tidak bisa menahan senyumannya itu. Sehingga dengan tergesa-gesa ia meninggalkan Nando yang tersenyum puas.

Karena mendengar ucapan tersebut membuat Vinka salah tingkah. Ya kali dia mau pura pura marah, eh ketauan blushing juga kalau di gombalin. Gengsi lah dia nya.

Merasa tangannya ada yang menarik tangannya, Vinka memberhentikan lankahnya. Lalu ia membalikkan tubuh dengan mengangkat alisnya. Isyarat bahwa ia tanya kenapa.

Diluar dugaan Vinka, Nando menatapnya dengan tersenyum. Lalu tangan Nando mengusap puncak kepala Vinka.

"Belajar yang bener. Jangan ngelamun. Apa lagi ngelamunin cowok didepan kamu ini." Tak lupa senyum itu masih setia bertengger dibibir Nando.

Vinka menerjapkan mata nya, "Hah?? Pede juga ya kamu. Lagian kurang kerjaan banget aku ngelamunin kamu,"

"Mungkin aja. Kan isinya otak kamu cuma aku,"

'Suka bener deh kalo ngomong!!' Vinka hanya bisa mengucapkan dalam batinnya. Ntar kalau keceplosan bisa bisa kepedean lelaki itu meningkat drastis dong??

"Udah ah. Pulang gih ke kelas kamu, lagian ini juga mau masuk!!" Usir Vinka walaupun hatinya berkata lain.

"Sampai ketemu istirahat nanti!!" Setelah mengucapkan itu, Nando berjalan menjauhi Vinka.

Setelah kepergian Nando, Vinka tersenyum simpul.

"Ternyata gini ya rasanya pacaran," gumam nya, sebelum akhirnya ia berjalan memasuki kelas nya itu.

∆∆∆

Seperti memakan omongan sendiri. Tadi Vinka berkata bahwa tidak mungkin ia memikirkan lelaki itu. Tapi apa?? Nyatanya sekarang ia melamum otak nya terus memutarkan kenangan nya bersama Nando.

Nah kalo gini ucapan Nando sudah terbukti kebenarannya. Ucapan yang katanya otak Vinka hanya berisi Nando seorang.

Brakk!!

Gebrakan penggaris di meja itu seketika memaksa Vinka kembali dari alam bawah sadarnya. Tak hanya Vinka, seluruh murid pun menegang saat guru kimia itu menggebrakan penggaris panjang di meja nya.

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang