30. Hari Pertama Privat

53 9 4
                                    

Selamat membaca :)

"Banyak hal yang dapat membuat perasaan ini semakin tumbuh. Karena meskipun aku menolak pada akhirnya aku semakin sulit melupakan mu." -Renald Novalio-

Masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Nando menjemput Vinka untuk menghabiskan jam istirahatnya bersama.

Dan seperti sekarang Nando sudah berdiri menunggu gadisnya itu keluar dari kelasnya.

Tak lama kemudian seorang lelaki paruh baya keluar dari kelas 11 Ipa 2, yang berarti pelajaran telah usai. Dan giliran murid-murid nya untuk mengistirahatkan otak mereka sejenak.

"Ohayo!!" Sapa Vinka dengan cerianya saat ia sudah sampai di depan Nando.

Nando tersenyum dengan tangan mengacak puncak kepala gadisnya itu, "Sekarang udah jam 10. Udah engga pagi lagi."

Vinka mengaitkan tangal mungilnya ke sela sela jari Nando, dan mengajak lelaki itu segera menuju kantin.

"Ya kan aku tadi pagi engga sempet ngucapin selamat pagi, yauda sekarang deh aku ngucapin nya. Daripada engga sama sekali, ya kan?!" Celoteh gadis itu saat mereka berjalan beriringan menuju kantin.

"Iya-iya. Pagi juga!!" Balas Nando dengan memberikan senyum termanisnya kepada perempuan di sampingnya itu.

Mungkin jika Nando mengetahui, banyak perempuan yang iri dengan Vinka. Pasalnya Vinka bisa menikmati senyum manis itu dari jarak yang cukup dekat. Sedangkan mereka? Mereka hanya bisa menikmati senyum candu itu dari kejauhan. Dan hanya dalam hanyalan mereka.

Seperti yang sudah Vinka perkirakan. Kantin yang cukup luas itu sudah dipenuhi banyak sekali manusia yang sedang kelaparan. Mau bagaimana lagi, ia hanya bisa menghela nafasnya.

"Disana kosong!!" Ujar Nando sembari menarik pelan tangan gadisnya itu menuju tempat yang sudah ia incar.

"Makan??"

Vinka tersenyum kecil, "samain sama kamu aja ya. Aku bingung mau pesen apa gara gara ngeliat antriannya sepanjang itu." Jawab Vinka dengan menyertakan alasannya.

Seperti itulah wanita. Diberi pertanyaan satu kata, maka jawabannya akan mengandung berpuluh-puluh kata.

Setelah mendengar jawaban Vinka, Nando segera menuju kedai makanan yang terlihat antriannya cukup pendek daripada kedai yang lain.

Sedangkan Vinka, gadis itu melemparkan pandangan ke arah luar yang kacanya tembus pandang itu. Ia tersenyum. Pemandangan sekolahnya itu jika dilihat dari lantai dua seperti ini cukup enak dipandang.

Drrtt...

Ponsel yang sedari tadi berada di saku nya itu bergetar. Ia segera meraih ponselnya itu.

Renald sialan ✖️ adalah kata yang pertama kali muncul di notif tersebut.

Vinka berdecak, "maunya apa sih ni anak?!" Dengan berat hati gadis itu membuka pesan tersebut.

Renald sialan ✖️
Sekali lg gue ingetin , HARI INI JADWAL LO PRIVAT SAMA GUE!!

VinkaArfa
Iya iya. Santai aja gue engga lupa kok🥴

Renald sialan ✖️
Gue cuma antisipasi, kan biasanya lo suka pura pura lupa

VinkaArfa
Pura pura lupa?? Kek lagu kesukaan gue deh :v

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang