7. Dirumah Vinka

156 69 45
                                    

"Terkadang cinta dapat datang tanpa melihat situasi dan kondisi. Dan juga tanpa memberitahu si pemilik hati."

Selamat membaca :)

Hal paling ditunggu tunggu siswa saat disekolah ialah berbunyinya bel pulang. Saat mendengar itu, seakan akan beban terhempaskan begitu saja. Apalagi saat jam terakhir pelajaran bahasa indonesia yang saat mendengarkannya, seakan mendengarkan dongeng penghantar tidur siang. Intinya, pulang adalah quality time bagi para siswa.

Motor Renald membelah keramaian dijalan Raya. Saat ini, untuk pertama kalinya Vinka menduduki jok belakang motor Renald. Dan Vinka hanya berpegangan pada tali tas Renald.

"Mau kemana lo?! Ini bukan jalan rumah gue!!" protes Vinka dengan sedikit mendekat kearah Renald.

"Ke rumah gue bentar!!" Vinka tak dapat mendengar perkataan Renald dengsn jelas. Karena suara bising jalan raya menyamarkannya.

"Lo ngomong apaan sih??"

Renald mendengus. Bisa bisanya cewek itu tidak mendengar perkataannya yang seperti sebuah teriakan. Dasar cewek gajelas.

Diluar perkiraan Vinka yang sedari tadi berceloteh memarahi Renald. Tiba tiba Renald mendadak mengerem motornya. Sehingga, jarak antara mereka yang awalnya jauh, menjadi dekat. Sangat dekat. Sampai sampai Vinka bisa merasakan hangatnya tubuh lelaki didepannya itu. Sialan!!

Tak begitu lama Vinka hanyut dalam pikirannya, motor Renald kembali melaju. Dan akhirnya Vinka memutuskan untuk tetap mengikuti Renald meskipun ia tidak tau kemana Renald akan membawanya. Toh, ia tak akan berani berbuat yang macam macam kepada dirinya.

Motor Renald berhenti disebuah pekarangan rumah. Ia lalu beranjak memasuki rumah, diikuti Vinka dibelakangnya.

"Tunggu disini, gue mau ganti dulu!!" kata Renald lalu meninggalkan Vinka sendiri diruang tamu. Vinka mengangguk meng iyakan.

"Oh ada temannya Renald!!" suara seseorang membuat Vinka menoleh. Senyum ramah dilihat Vinka dari wajah perempuan paruh baya yang menyapanya. Ia pun tersenyum membalasnya. Lalu menyalimi tangan beliau.

"Iya tante. Selamat siang!!" sapa Vinka.

"Selamat siang juga!!" balas Laila -ibu Renald- masih tersenyum.

Jika dilihat dari segi umurnya, wajah Laila masih terlihat muda. Senyumnya pun masih sama awetnya. Pantes anaknya se ganteng Renald. Tapi sayangnya sifat Renald membuat Vinka mengelus dada.

Dari situ dimulai percakapan antara mereka. Sesekali Vinka ataupun laila tertawa. Dan percakapan keduanya berakhir saat terdengar deheman seseorang dari arah belakang mereka.

"Ma, Renald mau kerja kelompok dulu. Nanti bilangin ke papa ya ma!!" Laila menghampiri anaknya itu yang sudah rapi berganti pakaian. Lalu, ia mengangguk.

"Iya sayang. Hati hati."

Setelah Laila mengizinkan. Renald berpamitan diikuti Vinka yang beranjak dari sofa.

∆∆∆

"Assalamualaikum!!" Vinka berjalan memasuki rumahnya dengan Renald yang menyusul dibelakang.

"Waalaikumsalam!!" jawab bunda Vinka dari arah dapur, yang kemudian segera menghampiri anaknya itu.

Saat melihat kehadiran Renald, membuat Nuril tersenyum. Renald yang mengetahui itu, juga membalas senyumannya. Kemudian ia menyalami tangan Nuril.

"Siapa Vin??" Nuril melirik anak bungsu nya itu.

"Renald bun, kita mau kerja kelompok. Mau lembur sih ceritanya, soalnya malem minggu juga."

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang