"Entah mengapa kau hadir membawa warna dalam gelapnya hidup ini."
Selamat membaca :)
Matahari mulai merangkak menerangi bumi. Vinka, yang biasanya bangun kesiangan pada saat weekend. Namun berbeda dengan sekarang, ia telah merapikan tempat tidurnya, lalu memilih baju yang pantas untuk ia pakai beberapa jam yang akan datang.
"Vinka sayang!! Bangun nak, udah jam 8!!!" Vinka yang mendengar itu, tersenyum jail. Nuril yang selalu membanguni anak bungsunya itu saat jam setengah 8 ataupun jam 8 sebelum ia berangkat kerja. Karena ia hafal betul anak nya itu kembali tidur setelah melaksanakan sholat subuh.
Vinka berlari kecil menuju depan almari untuk mengageti bundanya yang sedang berjalan menuju kamarnya.
Terdengar pintu perlahan terbuka, membuat Vinka semakin meyiapkan aksinya.
"Vinka say--!!"
"Selamat pagi bunda cantik!!" Vinka yang tiba tiba muncul dihadapan bunda nya dengan senyum yang merekah itu, mengakibatkan Nuril tidak sempat melanjutkan ucapannya.
Bukannya marah marah karena sudah dikageti, namun Nuril hanya menyerngitkan dahinya. Ia bingung, ada apa dengan anaknya kali ini??
"Beneran Vinka Arfaisa??" tanya Nuril memastikan. Vinka mendengus dibuatnya. Bisa bisanya bundanya sendiri tak mengenali dirinya??
"Iya bener bunda Vinka yang paling cantik!! Engga percaya banger sih sama anaknya yang paling unyuk ini."
"Bukannya engga percaya sayang, Tapi tumben banget kamu uda bangun jam segini biasanya aja molor kaya karet!!" Senyum Vinka semakin lebar, lalu ia berbalik, kembali memilih bajunya.
"Yaudah lah bun, bersyukur aja Vinka ada kemajuan!!"
Nuril menghampirinya dengan tatapan penuh selidik. "Jangan jangan..." ia menjentikkan jari. "Bunda tau, pasti kamu mau jalan sama cowok kamu ya?? Kok engga pernah kenalin sama bunda sih?! Oh jangan jangan sama Renald ya??" cerocos Nuril penuh selidik.
Vinka mengalihkan pandangan dari baju bajunya menghadap bunda tercintanya. "Ihh bunda.. Kok jadi bawa bawa Renald sih?? Vinka bukan mau jalan sama dia kok!! Tapi juga bukan sama cowok Vinka!!"
"Terus siapa dong??"
Vinka mendekatkan wajahnya. "Belum jadi punya Vinka bun. Doain ya!!" bisik Vinka disertai senyum manisnya.
Mendengar itu, membuat Nuril mengulum senyumnya. "Benar ya kata kakak kamu. Ternyata, adiknya ini uda besar!!" Vinka jadi salting mendengernya. Dan akhirnya mengalihkan perhatian kembali ke almarinya
"Ih bunda!! Vinka emang uda besar dari dulu!!"
Nuril mengelus puncak kepala Vinka. "Yasudah. Habis ini langsung sarapan ya?? Trus setelah itu baru siap siap lagi!!
Vinka mengangkat tangannya, lalu melakukan posisi hormat. "Siap bunda!!" ucap Vinka tegas. Dan tepat setelah itu, Tawa menggema diseluruh kamar Vinka.
∆∆∆
Bel rumah Vinka berbunyi. Pertanda bahwa ada seseorang yang berkunjung kerumah nya.
Dengan kecepatan kilat ia menuruni tangga untuk membukakan pintu seseorang itu. Namun, sayangnya saat sampai, terdapat Nuril yang rupanya lebih cepat dari nya untuk membukakan pintu.
Tampak seseorang di luar pintu. Benar dugaan Vinka, bahwa Nando yang telah ia tunggu sedari tadi rupanya telah sampai di sini. Kemeja maroon yang tidak ia kancingkan sehingga menampakkan kaos hitam polos, dengan celana jins hitam yang melekat. Setelan tersebut membuat Vinka tercengang akan ketampanannya yang semakin meningkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...