22. Truth or Dare

103 28 23
                                    

Selamat membaca :)

"Sudah biasa aku seperti ini. Mencintaimu saat kenyataannya aku tau, bahwa perasaan ini tak kan mendapat balasan."
-Renald Novalio-

Ke empat cowok itu tanpa sopan santun mengisi kursi kosong di depan Vinka. Sehingga kursi yang memutari meja tersebut terisi penuh oleh 3 gadis dan 4 manusia yang cukup tak mereka harapkan.

"Sopan banget sih kalian, dateng dateng ngagetin eh dengan watadosnya main duduk didepan kita lagi." cerocos Vinka yang merasa tidak terima atas kedatangan mereka, karena secara tidak langsung kehadiran mereka memutus kontak mata nya dengan senior yang ia cintai.

"Emang ini tempat punya nenek moyang lo??" Renald membalas ucapan gadis itu dengan alis yang ia angkat sebelah.

Vinka langsung melempar tatapan tajam. "Kalo iya kenapa?? Mau protes lo??"

"Lagian tuh, tuh, tuh ada tempat kosong juga!!" lanjutnya dengan tangan yang menunjuk beberapa tempat kosong.

"Kan kita maunya disini Vinka." sahut Zidni yang duduk di sebelah kiri Renald.

"Haduhh udah deh ribut mulu kerjaan kalian!!" Rena yang merasa risih dengan perdebatan itupun menengahi.

"Iya-iya galak amat mbaknnya." Arya langsung mendapat tatapan tajam dari seorang Rena Nandira.

Selama beberapa menit, diantara mereka tak ada yang hendak mengeluarkan suara. Merek sibuk dengan kerjaan masing masing.

Bagas mendengus. "Trus kita disini cuma duduk diem dieman gini?? Kagak ada seru serunya." mereka pun langsing melemparkan tatapan kearah Bagas.

"Lah emang lo mau ngapain?? Ngelawak didepan kita ha??" tanya Renald yang berada disebelah kiri Bagas.

Bagas menggeleng, "Enggak lah. Maksud gue ya ngapain gitu. Rumpi misalnya,"

Jitakan Renald mendarat mulus didahi sohibnya itu. "Emang kita lo kira mak mak rempong yang sukanya rumpi ??"

"Gimana kalo kita TOD an??" usul Atha tiba tiba.

Ke empat lelaki tersebut mengangguk semangat. Rena juga mengangguk menyetujui usul Atha sembari memasukkan ponsel ke saku jaket yang ia kenakan. Sedangkan Vinka, ia sangat malas jika harus bermain TOD. Tapi ya mayoritas dari mereka mengiyakan mau gimana lagi?? Kan sebagai minoritas ia diharuskan untuk mengalah. Bukankah begitu??

Botol bekas siap digunakan untuk memutar giliran. Entah dari mana Zidni mendapatkan botol tersebut.

Dengan semagat 45 Atha mulai memutar botol bekas tersebut. Setelah cukup lama memutar akhirnya botol tersebut perlahan berhenti, dan ujung botol berhenti tepat menghadap Arya.

Senyum miring tercetak dibibir Atha. "Truth or Dare??"

"Dare," jawab Arya tanpa berfikir.

Atha berfikir. Ada sebersit tantangan gila yang akan ia berikan ke lelaki disebelahnya itu. "Tantangan lo yaitu, gombalin salah satu pohon disekitar sini trus harus buat instastory pake akun lo sendiri. Dan harus lo hanyati kayak lo gombalin mantan mantan lo dulu!!"

Tawa terdengar jelas diantara mereka. Sedangkan Arya melotot tak percaya, ia menelan salivanya. Bisa bisa reputasinya hancur dimata cewek cewek diluaran sana.

"Buruan Ya, waktu terus berjalan!!" Bagas mengingatkan.

Arya berdiri dari duduknya, "Oke, siapa takut." ia mengeluarkan ponselnya lalu menyerahkan nya kepada Atha agar gadis itu bisa membuat instastorynya.

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang