Selamat membaca :)
"I Love You 10.000" -Bayha Nando-
Hari ini adalah hari ke 4 Vinka menjalani hubungan dengan seniornya itu. Namun, masih saja ia belum terbiasa dengan sikap manis yang seniornya itu berikan.
Tin tinn..
Suara klakson mobil Nando terdengar hingga ruang makan dimana Vinka beserta keluarganya melaksanakan sarapan.
Nuril tersenyum kearah putrinya. Ia sangat Tau siapa yang membunyikan klakson itu. Pasalnya dari senin kemarin Vinka diantar jemput oleh lelaki yang ia tau sekarang berstatus sebagai pacar putrinya itu.
"Tuh Nando udah datang."
Vinka menakupkan sendok dan garpunya. Setelah meminum segelas air putih, ia segera meraih tas yang berada di Kursi sebelahnya itu.
"Vinka berangkat bun!!" Ujarnya saat mencium punggung tangan bunda tercintanya. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Nuril. Ia kelihat putrinya itu sudah menghilang dibalik dinding ruang makan. Ia tersenyum simpul. Ia merasa waktu berjalan begitu cepatnya. Seperti sekarang, putrinya itu sudah menjadi gadis yang sudah mengenal apa itu cinta. Tak lagi seorang gadis kecil yang merengek meminta boneka.
"Ohayo." Sapa Vinka disertai senyuman saat is memasuki Mobil Nando.
Lelaki itu pun membalas senyum Vinka, "ohayo."
Mobil Nando pun melesat. Menawa mereka ke sekolah yang merupakan rumah kedua.
Vinka menatap Nando yang sedang fokus menyetir, "kamu uda sarapan??"
Sebagai jawaban, Nando menggeleng pelan.
"Kebiasaan deh, yaudah ntar sampe sekolah langsung sarapan ya?? Nih uda dibawain bunda bekal buat sarapan." Gadis itu mengeluarkan sekotak bekal dari dalam tas nya. Nando pun sempat melirik sekilas.
"Kenapa engga sekarang??"
"Ya engga bisa lah, kamu kan nyetir. Lagian ntar kalo--"
"Suapin." Satu kata itu berhasil membuat Vinka membungkam. Ia mengedipkan matanya beberapa kali.
"Eng--gak mau ah, uda gede ngapain masih minta nyuapin."
Nando menolehkan kepalanya sedikit, "Masa enggak mau sih nyuapin pacar sendiri??"
"Bukan gitu.. tapi kan..."
Lelaki itu mengedikkan bahunya, "yauda terserah, biar sekalian mati kelaparan."
"Haishh, nyebelin deh!!" Dan akhirnya Vinka membuka perlahan kotak bekal tersebut. Senyum simpul pun terbentuk dibibir sang lelaki.
Aroma harum nasi goreng memenuhi Mobil. Setelah menyendok nasi tersebut, Vinka segera memasukkan pelan pelan kedalam mulut Nando. Dan Nando pun segera mengunyahnya. Vinka terus menyuapkan nya hingga nasi di dalam kotak bekal itu ludes.
Pagi pagi langsung lihat muka cogan. Sungguh nikmat tuhan yang Tak bisa dihiraukan. Senyum itu pun kembali muncul dibibirnya. Mungkin senyum itu akan terus muncul jika ia lalu berada didekat lelaki yang saat ini sangat ia cintai.
"Makasi sayang." Ucap Nando setelah ia rasa Vinka selesai menyuapinya.
Vinka tersenyum, "sama sama."
"Emang kamu tau aku bilang makasih buat apa??"
"Ya buat udah nyuapin kamu lah, emang apa lagi??"
"Tu kan sok Tau!!" Vinka menyerngitkan keningnya. Ia benar benar tidak mengerti apa yang dimaksud oleh lelakinya itu.
"La emang buat apa??"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Fiksi Remaja"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...