33. Incident di KM

41 10 4
                                    

Selamat membaca :)

"Apa salah jika perasaan kita dibalas oleh seseorang yang sangat kita cintai??"
-Vinka Arfaisa-

"Vinka elah buruan kalo ganti baju!!" Teriak Atha dari luar bilik km perempuan.

"Iya bentar!! Ini nyangkut, aduhh.." Balas Vinka dengan suara yang tak kalah nyaring. Untung saja di dalam ruangan ini tak ada orang selain keempat perempuan itu.

Tak lama setelah itu Vinka keluar dengan masih merapikan baju yang sedikit ia masukkan ke celana olahraga nya itu.

"Yuk!!" Ajak Vinka. Lalu mereka langsung berjalan meninggalkan km tersebut. Dan segera menuju ke lapangan.

Seperti dugaan mereka. Di lapangan bisa terhitung 80% teman sekelas nya berkumpul. Mungkin hanya tinggal beberapa orang saja yang belum tiba.

Saat dirasa semua sudah tiba, pak Agung pun segera memulai pelajaran nya hari ini. Diawali dengan pemanasan.

"Sudah cukup untuk pemanasan nya." Ujar pak Agung. Sehingga seluruh murid segera menyudahi aksi mereka. Lalu mereka duduk berjajar di depan pak Agung dengan kaki mereka yang diluruskan.

"Hari ini materi kalian Voli. Dan akan ada penilaian di 30 menit akhir nanti!!"

"Whatt??" Bukan hanya Vinka yang berteriak kali ini, tapi banyak juga teman-teman nya yang cukup terkejut atas perintah pak Agung.

"Kok mendadak sih pak??" Protes salah satu siswi yang duduk di barisan depan.

"Ini tidak mendadak. Dan saya pun tidak menerima tawar-menawar dari kalian. Jadi untuk satu jam kedepan kalian harus latihan sampai bisa!! Untuk yang engga bisa ya saya engga tau gimana caranya pokoknya nanti harus bisa!!" Tegas pak Agung.

"Yee itu sih namanya pemaksaan." Gumam Vinka. "Namanya juga manusia pasti ada beberapa hal yang tidak dikuasai. Situ sih enak bisa olahraga lah kaum kaya gue gimana nasib nya??"

Risa yang mendengar gumaman Vinka itu pun menyahut pelan. "Udah elah Vin ngedumel nya. Emang gitu kan pak Agung suka seenaknya gitu."

"Hilih kenapa kalian tambah ngerumpi disini sih??" Sahut Rena yang sedari tadi mendengar bisik bisik di sebelahnya.

"Mau ngikut??"

"Itu yang dibelakang apa ada yang mau ditanyakan??" Suara pak Agung itu mengintrupsi ke tiga perempuan itu. Ketiganya pun hanya bisa melemparkan cengiran kuda. Sedangkan Atha ia hanya menatap heran ketiga temannya itu.

"Oke kalau begitu bisa dimulai dari sekarang!!" Perintah pak Agung. Lalu seluruh murid pun segera beranjak untuk melakukan apa yang telah pak Agung perintahkan.

Sedangkan Vinka, Risa, dan Rena hanya ikut berdiri tak tau apa yang diperintahkan guru berusia 40 tahun itu.

"Disuruh apa sih??" Tanya Vinka ke arah Atha karena ia tadi tau kalau Atha yang paling memperhatikan apa yang pak Agung katakan tadi.

"Ah elah, gini nih akibat nya kalian rumpi. Tadi tuh pak Agung nyuruh kita latihan. Latihan nya itu tanpa beliau, intinya sih latihan mandiri. Pasangan nya--"

"Vivin!!" Panggilan itu membuat Vinka melototkan matanya. Siapa lagi kalau bukan Renald yang berhasil membuat Vinka seperti itu.

"Vivin?? Siapa Vivin??" Dengan polosnya Risa bertanya seperti itu. Sedangkan Atha dan Rena hanya bisa menahan tawanya.

"Vivin itu--" belum sempat Renald menjelaskan tangan Vinka berhasil membekap mulutnya itu.

"Lo sekali lagi ngomong kaya gitu gue jamin garpu beneran nancep ditenggorokan lo!!" Ancam Vinka dengan suara lirik namun menusuk itu.

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang