11. Pulang Bareng Renald

125 55 28
                                    

Selamat membaca :)

"Kamu seperti hujan. Saat datang, tak pernah meminta izin."
-Renald Novalio-

Tatapan Vinka lurus menatap papan tulis. Guru yang sedang menjelaskan disana, tak menyita perhatian Vinka. Ia masih menatap denan tatapan kosongnya.

Sudah cukup lama Vinka mengikuti pelajaran pada jam ini. Namun, kefokusan belum menghampirinya sejak tadi. Hanya tangannya yang bergerak tak ber arah.

Bunyi bel istirahat tiba tiba saja terdengar. Sehingga membuat Vinka tersadar dari lamunannya. Guru yang tadi masih aktif menjelaskan di depan, sekarang sudah berjalan keluar kelas.

Dengan cekatan Vinka memasukkan bukunya, lalu meraih ponsel yang ia letakkan di loker mejanya.

VinkaArfa : aku ke kelas kakak ya?? Mau ngobrol. Hehe😁

Vinka mengirim pesan singkat ke seniornya itu. Sebelum akhirnya ia mengajak ke dua temannya meninggalkan kelas. Menuju ke kantin tercinta.

Masih seperti biasanya. Kantin dipenuhi oleh lautan manusia. Dilihat dari luar pun sudah membuat beberapa siswa tudak mood untuk bergabung didalamnya.

"Gue habis beli minum langsung balik ya??" Vinka menatap kefua temannya bergantian. Sehingga membuat Rena dan Atha bersamaan mendengus.

"Kita mah beda sama yang udah punya doi, ya kan Ren??" Atha melirik Rena yang berada di sampingnya. Rena hanya mengangguk menyetujui.

"Toh ini juga nasib kita jomblo!!" Vinka terkekeh mendengar perkataan Rena.

"Maaf deh, lain kali aja makan barengnya."

"Iya iya. Buruan gih keburu bel!!"

Vinka mengangguk, lalu segera beranjak dari kursinya. Meninggalkan kedua temannya menuju ke kelas seniornya itu.

Setelah mengumpulkan cukup banyak keberanian, Vinka menuju kelas Nando. Sesekali ia melirik ponselnya, berharap ia mendapat balasan dari Nando.

Saat tiba di kelas kakak kelasnya itu. Vinka menghampiri seseorang yang berada di kursi depan kelas.

"Permisi Kak, kak Nando nya ada?!" dengan berhati hati Vinka melontarkan pertanyaannya itu.

Pria itu tampak berfikir, "Lo Vinka ya??" Vinka mengangguk pelan menanggapi pertanyaan seniornya itu. Darimana ia tau namanya??

Ferry menjentikkan jarinya."Ah, pantesan aja kayak pernah lihat. Eee lo tadi mau cari Nando??" lagi lagi Vinka hanya mengangguk.

"Dikelas sih kayaknya tadi ga ada, makanya gue main sendirian disini. Coba deh ke lapangan basket indoor, mungkin aja dia ada disana!!" jawaban Ferry kali ini sudah cukup bagi Vinka. Meskipun ada unsur curcolnya sih.

Vinka tersenyum. "Yaudah, makasih ya kak!!" setelah berpamitan Vinka meninggalkan nya, lalu berjalan menuju lapangan basket, seperti yang dikatakan oleh Ferry.

Keadaan seperti inilah yang disukai Nando. Sepi. Hanya suara dentuman bola yang terdengar. Bola masih ia pantulkan, dan sesekali ia masukkan ke ring. Kegiatan yang ia lakukan sekarang, sangat melanggar apa yang dikatakan oleh kedua orangtuanya. Toh mereka juga tidak tahu.

"Ternyata bener kakak disini." suara itu membuat Nando yang awalnya mendribble bola mengalihkan pandangannya.

Nando menaikkan alisnya, lalu menghampiri Vinka yang berada di pinggir lapangan.

Tangan Nando meraih botol minum digenggaman Vinka. "Makasih lho!!"

Vinka menyerngitkan dahinya, lalu ia terkekeh. "Yeee pd banget ya kak kamu. Belum tentu tau aku mau ngasihin itu ke kakak."

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang