Selamat membaca :)
"Rindu bukanlah perkara mudah untuk dirasakan seseorang. Dan rindu terberat ialah, merindukan seseorang yang telah pergi jauh, dan tidak ada tangan yang bisa meraihnya." -Vinka Arfaisa-
Pelajaran pada jam ini bisa Vinka jalani dengan semestinya. Pikirannya tak lagi kosong.
Beberapa saat lalu setelah kejadian di rooftop, Vinka kembli kekelasnya dengan mood yang sedikit membaik. Tak ada lagi Vinka yang marah marah tidak jelas. Hanya saja mata sembab itu seringkali mendapat perhatian siswi kelasnya. Dan ia hanya bisa menjawab dengan kata 'gue baik baik aja'.
Sedangkan Renald, ah Vinka terlalu malas untuk berurusan dengan lelaki itu saat ini. Meskipun rasa kesalnya sudah sedikit berkurang, tapi entah mengapa rasanya ia sedikit berat untuk memulai percakapan dengan Renald Novalio itu.
Ponsel yang tadi sempat ditahan oleh Renald sudah terletak rapi dilaci mejanya. Dan setelah itu tak ada satu patah kata pun yang diucapkan Renald, meskipun itu hanya kata maaf. Masa bodo.
Pernahkan kalian (terutama cewek) pada saat pms mengalami emosi yang tidak stabil??
Nah itu yang Vinka rasakan. Ditambah dengan rasa sakit hati atas perlakuan seseorang, rasa bersalah, dan tiba tiba ditambah dengan rasa rindu yang mendalam. Begitulah emosi Vinka beberapa waktu lalu.
Ia merasa hancur sekaligus merasa kosong. Dan itulah yang mengakibatkan ia bisa mengeluarkan air mata yang sungguh deras, karena ia tak tau tempat melampiaskan emosinya lagi. Dan juga ia tak tau harus melakukan apa.
Sungguh menyakitkan bukan??
∆∆∆
Bayhando : Nanti plg brg gue.
Pesan yang Vinka baca diam diam agar tak ketahuan oleh guru dikelasnya saat ini. Ia tersenyum kecil, senyum nya yang hilang beberapa waktu lalu, kini sudah kembali meskipun masih sedikit. Dan ia segera mengetikkan pesan balasan.
VinkaArfa : Oke kak. Tp aku mau mampir ke suatu tmpt boleh??
Bayhando : Hm
Ya seperti itulah salah satu contoh kebiasaan siswa yang sulit dihilangkan. Yaitu bermain ponsel disaat guru menerangkan. Sungguh perilaku yang tak patut dicontoh :)
Dan tak lama setelah itu, bel akhir pelajaran atau bisa dibilang bel kebebasan bagi siswa itu pun terdengar. Seluruh murid pun berhamburan keluar dari kelasnya. Tak terkecuali Vinka dan teman temannya.
"Lo pulang bareng gue engga Vin??" tanya Atha yang berada didepan Vinka.
Vinka yang sedang memasukkan alat tulis nya itu pun menggeleng. "Engga, gue pulang bareng kak Nando."
"Oh yauda, gue pulang dulu!!" dan kemudian Atha melangkah meninggalkan Vinka.
Dan setelah kepergian Atha, Vinka pun melangkahkan kakinya keluar kelas. Karena hanya tinggal dirinya yang berada dikelas itu.
Vinka mengedarkan pandangan ke penjuru parkiran. Ia mencari seseorang.
Setelah ujung matanya menangkap seseorang yang tengah duduk di depan mobilnya, Vinka pun langsung menghampiri lelaki tersebut.
"Kak!!"
Merasa ada yang memanggil, Nando pun menolehkan kepalanya. Dan benar terlihat perempuan yang sedari tadi ia tunggu berdiri disampingnya, dengan senyum yang masih melekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...