25. Jadian??

79 25 15
                                    

Jan lupa puter mulmed diatas ya🔊

Selamat membaca :)

"Terkadang mencintai tak selamanya mendapat balasan. Karena pada dasarnya kita juga akan merasakan betapa sakitnya cinta sendiri."
-Renald Novalio-

Setelah penampilan dari Renald beserta ketiga temannya selesai, Vinka sudah semakin kehilangan fokusnya. Rasa kantuk pun mulai menyerang beberapa saat setelah perdebatan kecil itu. Ingin rasanya ia kembali merebahkan tubuhnya, menikmati salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan yang maha Esa.

"Biar tambah semangat dan tentunya makin engga ngantuk, mari kita sambut penampilan terakhir dari kelas 12 ipa 2!!!" suara host berjenis kelamin laki laki itu menggema, disusul dengan suara riuh tepuk tangan dari penonton.

Vinka menegakkan duduknya. Rasa kantuk itu pun ia usir secara paksa. Karena ia harus dengan hikmat melihat penampilan dari kakak kelas tersayangnya. Karena rumornya Nando juga ikut dalam pementasan itu.

Tak lama setelah itu empat orang laki laki dengan gitar ditangannya memasuki area panggung. Dan membuat senyum merekah dibibir Vinka, matanya pun berbinar binar, seakan tidak sabar menanti nyanyian salah satu orang spesial di hidupnya.

"Aduhh seneng nya mau lihat pujaan hati tampil." goda Atha dengan senyum dibirnya. Sedangkan Vinka yang digoda hanya bisa salah tingkah.

"Apaan sih, biasa aja kali!!" elaknya.

Rena menatap ke arah Vinka, "ah masa?? Ga yakin gue kalo lo biasa aja. Tuh buktinya aja suara hati lo sampe sini!!" imbuh nya disertai tawa renyah.

Kedua sahabat Vinka ini memang paling jago untuk urusan membully mengenai persoalan cinta.

"Ihh, kalian tu ya!!" lalu Vinka menoleh ke arah Risa dengan memicingkan matanya, "lo engga sekalian nge bully gue Ris??"

Risa tersenyum kemudian menggeleng, "engga ah nanti lo aduin lagi ke kak Nando," jawab nya dengan terkikik pelan.

Vinka mencebikkan bibirnya, "tau ah, serah kalian aja!!"

Atha menyenggol pelan bahu sahabatnya itu, "ngambek mulu sih, nanti hilang loh cantiknya."

"Bodo amat!!"

"Tes tes." pandangan Nando menyapu seluruh penonton di depan panggung. Senyumnya merekah setelah menemukan objek yang ia cari.

"Sebelumnya, saya ingin mengundang salah satu dari kalian untuk kedepan." matanya kembali menatap objek tersebut yang ternyata baru sadar akan tatapan yang lelaki itu berikan. Perempuan tersebut tampak salah tingkah, meskipun Nando hanya memberinya senyuman.

"Baik, untuk Vinka Arfaisa diharapkan untuk maju keatas panggung," lanjut lelaki itu akhirnya.

Sedangkan Vinka, perempuan itu tercengang. Ia beberapa kali menerjapkan matanya. Lalu ia memandang ke tiga teman yang duduk disampingnya, "gue engga salah denger kan?!" tanya nya memastikan.

Ketiganya menggeleng.

"Udah sana buruan, kasian kak Nando nunggu!!" Rena mendorong pelan tubuh teman karibnya itu agar segera menaiki panggung, lalu ia mendekatkan bibir ditelinga Vinka, "liat tuh lo uda jadi pusat perhatian sekarang!!"

Ucapan Rena terbukti. Semua tatapan siswa maupun siswi yang duduk di depan mereka mengarah kepada satu titik. Yakni Vinka Arfaisa, gadis yang Nando maksud.

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang