20. Berdamai

89 33 11
                                    

Selamat membaca :)

"Bahagia itu sederhana. Melihat mu tertawa juga termasuk dalam kategori kebahagiaan ku." -Renald Novalio-

Matahari sudah mulai merangkak menampakkan dirinya. Sinarnya pun mulai menyinari sebagian bumi lainnya. Hari ini adalah jadwal dimana perkemahan dilaksanakan. Vinka pun tak lupa dengan adanya jadwal tersebut. Terbukti ia sudah rapi lengkap dengan seragamnya.

"Udah kamu masukin semua keperluan kamu??" tanya Nuril yang melihat anak bungsunya itu berjalan menuju meja makan tempat ia berada.

"Udah dari tadi malam bun."

"Yakin gaada yang ketinggalan?"

Vinka yang sedang meraih piring itupun mengangguk. "Yakin bun, soalnya udah Vinka cek berulang kali."

Setelah beberapa menit menikmati makan paginya itu, Vinka segera beranjak dari sana kembali menuju kamarnya untuk mengambil tas yang sengaja ia tinggal.

"Bang, yok berangkat!!" ucap Vinka saat telah kembali dari kamarnya.

Pandu mendengus saat melihat adik semata wayangnya itu. Satu tas sekolah yang penuh dengan baju dan keperluan lain yang Vinka bopong, dan juga satu totbag yang berisi cemilan yang ia tenteng di tangannya.

"Lo mau liburan apa mau kemah??" heran Pandu melihat adiknya itu.

"Kemah lah bang, pake nanya lagi. Yang gue bawa tuh uda keperluan yang paling penting dari sekian banyak keperluan gue bang!!"

Pandu mendengus. Pasti kemanapun adiknya pergi, pasti barang bawaannya selalu banyak. Dasar cewek!!

Vinka menghampiri kakaknya itu yang tak hergeming sedikitpun dari tempatnya. Tangan yang tidak membawa totbag itu Vinka gunakan unuk menarik-narik kaos yang dikenakan Pandu. "Ayolah bang, keburu telat nih. Ga kasian apa sama adik kesayangan lo ini?!" rajuknya.

"Iya iya, sabar!!" akhirnya Pandu beranjak, mengambil kunci mobil keluarganya. Lalu berjalan menghampiri bundanya, menyalimi tangan beliau diikuti oleh Vinka.

"Vinka berangkat dulu bun, Assalamualaikum." Vinka mencium punggung tangan bunda tercintanya.

"Waalaikumsalam." jawab Nuril. Pandangan mata nya tak lepas dari kedua adik kakak itu yang perlahan menghilang dibalik tembok ruang keluarga.

Cukup menghabiskan waktu 20 menit Mobil yang dikendarai kakaknya itu tiba di depan gerbang sekolahnya. Terlihat dihalaman depan sekolah berjajar beberapa bus pariwisata yang siap membawa mereka ke tempat camping.

Perkemahan kali ini bukan lah seperti perkemahan yang kerap diadakan oleh Dewan Ambalan untuk para anggota pramuka. Melainkan acara resmi yang diadakan sekolah setiap tahunnya.

Alasan sekolah mengadakan perkemahan ini ialah agar para siswa maupun siswi lebih mengenal lingkungan, lebih mandiri, dan tetap menjaga solidaritas antar murid. Entah itu kelas 11 ataupun 12.

Perbedaan perkemahan yang diadakan resmi oleh sekolah dan Dewan ambalan ialah terletak pada peserta perkemahan. Perkemahan resmi wajib diikuti oleh siswa siswi kelas 11 maupun 12, sedangkan DA hanya wajib utuk kelas 10. Perbedaan selanjutnya ialah perkemahan yang diadakan DA benar benar menuntut untuk mandiri seperti halnya harus memasak dan mencari bahan serta alat masaknya sendiri, sedangkan perkemahan resmi telah disiapkan konsumsi untuk 2 kali makan. Dan masih banyak lagi perbedaan pada kedua perkemahan tersebut.

Jika kalian bertanya kepada para siswa ataupun siswi mereka akan lebih memilih perkemahan resmi. Begitu pula Vinka. Ya dari beberapa pertimbangan tersebut adapula alasan yang sangat menonjol. Yaitu dikarenakan pemberangkatan serta tempat perkemahan resmi lebih terjamin daripada perkemahan yang diadakan DA.

REVINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang