"Bisa saja, diantara beribu kebohongan itu terdapat kejujuran. Kejujuran yang tak terlihat."
Selamat membaca :)
Bangun tidur, siap siap buat sekolah, sarapan, berangkat sekolah, istirahat pertama, istirahat kedua, pulang, bersih bersih, belajar, tidur. Kegiatan tersebut bagi Vinka sudah seperti makanan sehari harinya. Berputar seperti jarum jam, dengan awalan dan akhiran yang sama. Tak ada yang spesial. Monoton.
Seperti hari ini salah satunya, ia sudah berada dikelas. Dikelas, seluruh pencari ilmu diharuskan mengikuti bimbingan dari guru mapelnya, entah itu suka atau tidak suka.
Mendengarkan guru mapel pada jam seperti ini membuat Vinka ingin mengundurkan diri. Rasa bosan disertai kantuk telah merayapi tubuh Vinka sedari tadi. Ia meletakkan kedua tangan dimeja dan melipatnya, lalu ia memasangkan buku lks tepat didepan wajahnya. Benar benar siswi teladan.
Saat melihat gadis didepannya itu, melintas ide yang tidak buruk untuk mencobanya. Mengganggu tidur tenangannya.
Kaki Renald terulur mendorong kursi didepannya itu. Tak hanya satu kali ia melakukannya, namun beberapa kali.
Ketenangan gadis itu sedikit terganggu, lalu ia memutuskan menegakkan kembali tubuhnya, membalikkan tubuhnya, dan melemparkan tatapan tajam.
"Ganggu aja si lo!!"
Renald tersenyum miring. "Jam pelajaran itu engga boleh tidur." Vinka yang mendengar itu tersenyum sinis.
"Sok alim banget lo jadi murid!!" Vinka kembali membalikkan tubuhnya, hari ini ia malas berdebat dengan manusia yang bernama Renald Novalio itu.
"Yee,, dibilangin yang baik baik tambah ngambek." celetukan Renald dianggap angin lalu oleh Vinka. Se-omong omong nya aja.
Tak lama setelah itu, Renald memulai aksinya kembali. 1 kali 2 kali hingga 5 kali pun Vinka hiraukan. Dan setelah kesekian kalinya Vinka memutuskan untuk membalikkan tubuhnya, dengan tatapan siap membunuhnya.
"Lo engga bisa diem, gue aduin nih ke pak Eko!!" ia benar benar kesal sekarang. Pasalnya waktu tidurnya diganggu oleh makhluk tuhan satu ini. Benar benar kurang ajar.
Renald meyengir. "Selow mba seloww!!"
"Gue engga bisa selow lah, orang elo nya aja kayak gitu!!" suara Vinka meninggi membuat pak Eko mengalihkan pandangan kepadanya. Ia yang menyadari itu, dengan segera menutup mulut dengan kedua tangannya.
Tiba tiba terdengan deheman. Seketika, membuat seluruh penghuni kelas terdiam. "Itu siapa yang bicara?? Keras sekali!!" pak Eko menaikkan kacamata yang bertengger dihidungnya. Ia menatap intens seisi kelas. Dan tatapannya berhenti kepada 2 bangku di deret ke dua.
"Vinka Arfaisa!! Renald Novalio!!" teguran tersebut membuat Vinka dengan susah payah menelan salivanya. Sedangkan Renald dengan santainya menjawab.
"Hadir pak!!"
Pak Eko mendengus. "Kalian kalo mau ngobrol silahkan keluar, selesaikan dulu obrolan kalian itu. Dan satu lagi, waktu ngobrol kalian bapak beri sampai jam pelajaran selesai. Puas puaskan ya kalo ngobrol!!" kata pak Eko dengan nada suara khasnya.
Tanpa Vinka duga reaksi Renald berbeda jauh darinya. Renald dengan santainya beranjak dari bangkunya.
"Yuk Vinka, kita lanjutin ngobrol diluar!!" Renald melirik Vinka yang masih duduk dibangkunya.
Gadis itu melempar tatapan tajam, namun dengan sangat terpaksa ia mengikuti Renald.
Sebelum berjalan menuju keluar, Renald menghampiri meja guru dan mencium punggung tangan pak Eko, tak lupa senyum menyertainya. Vinka yang melihat itu, mau tak mau juga ikut melakukannya, namun dengan senyum kikuk. Hal itu membuat pak Eko menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
Teen Fiction"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...