"Mungkin sekarang aku sedikit terbiasa mengagumimu dalam diamku. Cukup aku dan tuhanku yang mengetahuinya."
Suara ayam berkokok bersahutan dengan dering alarm. Sehingga membuat si penghuni kamar terbangun dari tidur pulasnya. Matanya terbuka secara perlahan, lalu ia merengganggkan tubuh sebelum akhirnya terduduk.
"Jam berapa sih??" ia meraih jam berbentuk beruang di nakas samping tempat tidurnya itu.
Matanya membelalak. "Jam 5 lebih??" Vinka seketika langsung melompat dari kasurnya.
Dengan kecepatan kilat Vinka segera memasuki kamar mandi untuk berwudlu, lalu melaksanakan sholat shubuh. Karena rasa malas yang terus menggelayuti tubuh Vinka, akhirnya ia mengakhirkan waktu sholatnya. Sungguh tak patut ditiru.
Setelah itu ia kembali memasuki kamar mandi. Bersiap untuk sekolah.
Pukul 6 tepat Vinka sudah siap menggunakan seragamnya. Kemeja putih panjang dengan balutan blazer abu abu muda, rok kotak kotak berwarna navy, dan tak lupa dasi senada dengan roknya yang telah terpasang rapi melingkar dilehernya.
Karena suara bunda Vinka yang meneriaki bahwa sarapan sudah siap, membuat Vinka segera turun kebawah dengan tidak lupa membawa tas sekolahnya.
Seperti biasa sarapan dilaksanakan. Dengan makanan yang ringan, namun bukan roti. Karena menurut Vinka, meskipun ia sarapan dengan roti 3 pun ia tak akan kenyang, tetapi dengan sepiring nasi barulah ia kenyang. Entah olahan apa yang bunda Vinka buat.
"Vinka berangkat bun!!" Vinka mencium tangan bundanya, sebelum ia berangkat sekolah.
Nuril-ibu Vinka- sekilas mencium kening anaknya itu. "Iya sayang. Hati hati." Dan setelahnya Vinka berangkat menuntun ilmunya.
∆∆∆
SMA Haritsa merupakan sekolah dimana Vinka menuntun ilmunya. Jam 6.45 gerbang sekolah sudah harus ditutup. Untuk murid murid yang terlambat, alasan yang diberikan tak akan diterima oleh guru kesiswaan dan juga bk. Jadi, melompat pagar belakang merupakan jalan satu satunya bagi murid rajin. Daripada alfa??
"Rajin banget lo Vin.. tumben!!" sindir Atha yang duduk di bangku depan Vinka. Vinka hanya membalas dengan dengusannya.
"Kemana aja lo?? Jam segini baru kelihatan?!" sahut Rena yang duduk di bangku sebrang nya.
Vinka melirik kedua sahabatnya. "Kejebak di dunia mimpi. Jadi deh gue kesiangan bangunnya."
"Bukan kejebak itu namanya, lo nya aja yang males malesan keluar!!" timpal Rena dengan kekehan diakhir kalimatnya.
Vinka mengedikkan bahunya. "Gatau ah... Pokoknya gitu!!"
Atha menaikkan satu alisnya. "Geje banget deh lo Vin sumpah!!"
"Biarin. Penting guenya seneng!!" Vinka menyengir. Dan tiba tiba ia menjentikkan jarinya. "Jam pertama matematika kan?? Kalian uda ngerjain pr?? Gue ud--" belum sempat Vinka melanjutkan kalimatnya, Rena menyahut.
"Gausah nawarin Vin, telat lo!!"
Vinka terkekeh dan mengangkat 2 jarinya. "Hehe sorry!!"
"Asal lo tau aja Vin, kita tu ya uda berangkat pagi pagi, buat nyalin jawaban lo, eh lo nya enggak nongol nongol. Yauda deh kita nyalin jawabannya Citra." Atha menghela nafas.
Bel masuk akhirnya berbunyi, kemudian disusul doa pagi yang dipimpin oleh guru mereka. Dan setelah itu pelajaran pertama dimulai.
∆∆∆
"Kantin yuk!!" Vinka merapikan bukunya. Pertanyaan tersebut disambut anggukan oleh kedua sahabatnya itu. Atha dan Rena.
Langkah mereka berhenti saat terdengar suara memanggil Vinka.
"Gue mau titip!!" Vinka mendengus, dan benar rupanya tebakan nya tadi. Kebiasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVINA (On Going)
ספרות נוער"Mencintai tak selamanya berakhir saling memiliki" -Renald- "Mencintai itu tak seindah kelihatannya. Realitanya, mencintai hanyalah luka yang tumbuh dengan seiring tumbuhnya perasaan itu" -Vinka- "Mencintai adalah hal indah namun aku tidak bisa berl...