3

346K 32.4K 6.5K
                                    

"Hal yang lo lakuin gak akan buat gue jera, justru gue akan lebih brutal dari yang gue lakuin hari ini!"

-Nalla Azzura






________



Sarbina cleona.

Nama itu menjadi urutan pertama pada daftar prestasi tahun terbaik di SMA Praja Mukti. Tidak heran jika cewek yang akrab di sapa Leona kini menjadi trending topik di sekolah berkat juara pertama kontes model antar sekolah minggu lalu, dan juara kedua olimpiade fisika kemarin malam.

Berita hangat tersebut langsung diumumkan oleh Kepala sekolah tadi pagi lewat instagram pribadi milik sekolah.

Bukan hanya pintar, Leona memiliki wajah yang amat cantik dan membuat para kaum hawa iri sekaligus kagum terhadapnya.

Tidak hanya itu, prestasi menggunung yang Leona punya membuat dirinya semakin bangga pada dirinya. Memiliki kelebihan di antara semua temannya membuat cewek keturunan Arab-Indonesia ini menjadi sombong, apalagi terhadap seorang siswa yang merupakan musuh abadinya sejak dulu.

Nalla, Cewek itu adalah orang pertama yang membuat Leona muak harus berada dikantin yang sama saat ini. Bersebrangan pula.

Tatapan demi tatapan tajam terus menghujani keduanya. Ditambah kedua teman Leona yang terus saja mengompori dirinya agar melakukan sesuatu.

Gina dan Sania ikut menatap Nalla dengan tatapan meremehkan. Seolah mereka bangga memiliki teman seperti Leona yang di atas rata-rata dari pada Nalla.

"Cih." decih Nalla ketika mendengar dua adik kelas dibelakangnya sedang memuji Leona dengan antusias.

"Cabut yuk. Eneg lama-lama gue disini!" umpat Nalla kesal, lalu ia memasukan es batu ke dalam mangkuk yang sudah kosong.

Dinda berdecak. "Sabar Nalla inces, gue lagi ngabisin bakso nih, sayang sepuluh ribu gue ke buang ntar." Dinda langsung cepat-cepat melahap makanannya.

"Udah, Nal. Jangan di denger. Mereka gak tau aja akhlak tu orang kayak gimana, seandainya mereka tau, ya pastinya mereka gak akan lagi ngefans sama tuh bombai." kata Ernon berusaha menenangkan Nalla.

Dengan tergesa-gesa, Chelin datang sambil membawa semangkuk bakso yang masih penuh dan panas. "Duh, gue telat." ucapnya yang mengambil tempat duduk tepat disamping Nalla dan berhadapan dengan Dinda dan Ernon.

"Lo dari mana sih? Kayak di Bank aja lo, ngantri lama banget." cerocos Ernon.

"Ya, sorry. Habisnya tu doi Dinda nerobos antrian gue, ya gue gak bisa marah dong. Masalahnya, mukanya sangar banget." ketus Chelin sembari mencebikkan bibirnya.

Dinda langsung memukul bahu Chelin kuat, hingga cewek itu berhenti mengaduk bakso miliknya. "Sakit bego!" ringis Chelin menatap Dinda horor.

"Rava gak kayak gitu orangnya. Lo aja yang sensitif. Mungkin dia belum makan dari pagi, makanya laper dan nerobos antrian. Ya, masalah kecil kayak gitu gausah lah ya dibesar-besarin, toh dia kan___"

"Dia apa?" tanya Chelin tajam.

"Dia doi lo gitu, calon pacar lo gitu? Yang ada lo yang jadi korban kebaperan. Heh, dia kayak es kutub gitu lo deketin? Ampun deh." ucap Ernon sambil terlihat kesal. Dinda akui ucapan Ernon memang benar. Cowok kutub itu tak akan luluh padanya.

"Yaudah deh, jangan dibesarin masalah gitu doang, cowok lain banyak kali Din." ucap Nalla tiba-tiba, lalu ia pergi begitu saja membuat ketiganya cengo.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang