Flashback On.
"AZURRA, JANGAN LAKUIN ITU..." ucap panik seorang cewek sambil menjauhkan Nalla dari pisau itu.
Lalu ia memeluk Nalla erat. "kamu jangan ngelakuin itu Zura, Kamu bisa mati." Cewek itu mengeratkan pelukannya pada Nalla.
"Azzura, tolong dengerin aku."
Nalla langsung mendorong cewek itu hingga terjatuh.
"Pergi saja, gue benci sama lo, lo munafik, brengsek!"
Hujatan demi hujatan Nalla lontarkan, membuat gadis itu tetap keuh-keuh menolong Nalla dari tajamnya pisau itu.
"Azzura, ini semua bukan salah aku, kamu dengerin dulu penjelasan aku, Ra!"
Nalla melemparkan pisau itu tepat ke belakang cewek yang sedang terpuruk di bawah kakinya. "Bukan salah lo? Ha? Ulangin? Bukan salah lo? Ucapan lo barusan buat gue ingin mati juga di depan Angkasa!"
Nalla berjongkok, menyamakan wajahnya dengan cewek itu. Lalu Nalla menggenggam erat kedua pundak cewek yang sedang menangis tersedu-sedu di depannya. "Buktiin sama gue, apa yang lo bilang barusan adalah fakta, jangan sampai gue bernasib sama dengan Angkasa!"
"Dia, dia nyoba nyentuh aku, Ra."
Mata Nalla melotot. Ia tertawa jahat, lalu tangannya menjambak rambut cewek yang ada di hadapannya itu. "Tutup mulut lo, karena gue gak butuh omong kosong lo!"
Nalla melepaskan jambakannya.
Flashback Off.
"Permisi, ada orang gak di dalem?"
Nalla membuyarkan lamunannya. Lalu ia segera keluar dari toilet setelah se-jam-an berada di sana, Ia harus kembali ke kelas, mungkin jam pelajaran saat ini sudah berganti.
Di perjalanan menuju ke kelas, pikiran Nalla kembali kepada seseorang.
"Hallo, kenalin nama aku Alisa Febriana, aku pindahan dari Bandung."
Nalla memejamkan matanya sebentar dan berhenti tepat di depan kelasnya, haruskah ia masuk ke dalam? atau membolos?
Ya, bolos adalah satu-satunya cara berdamai dengan masalah saat ini.
Tidak, jangan lagi.
Nalla mencoba menahan pikiran buruknya.
Dengan langkah cepat, Nalla
Berjalan masuk ke dalam kelas.
***Semua siswa berhamburan keluar kelas ketika mereka mendengar bel istirahat, itu semua karena mereka harus bersiap mengantri panjang saat memesan makanan di kantin nanti.
Sementara Nalla dan ketiga sahabatnya masih berada di kelas.
"Lo yakin gak mau ke kantin? Kan gue tadi janji, mau traktir kalian, Ayolah Nal." paksa Chelin pada Nalla. Jujur saja, Nalla saat ini memang tidak nafsu untuk makan, kepalanya mendadak pusing.
"Nalla, ayolah. Gue laper nih." Dinda merengek seperti bayi kelaparan dan terus menggerakan tangan Nalla.
Sementara Ernon asik memperhatikan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NALLAN
Teen Fiction"Tinggal di rumah Alan adalah kesialan se-umur hidup." -Nalla Azzura. //Jangan lupa follow sebelum baca ya🙆// #1 School (23/sept/2020) #1 Diary (23/sept/2020) #1 Ketua Osis (27/okto/2020) #1 Satu Atap (27/okto/2020) #1 fiksi penggemar (6/november...