"Mudah sekali menyatakan rasa.
Padahal, setelahnya akan ada akibat."-Nallan
____________
Alan baru saja tiba di Apartemen sekitar pukul 19.50 WIB.
Ketika memasuki kamar, ia melihat Nalla yang tengah duduk di tepi ranjang sambil memegang foto seseorang. Tangisan kecilnya membuat Alan langsung mendekati cewek itu.
"Kenapa?" Tanya Alan yang kini duduk disebelah Nalla.
Dengan cepat, Nalla langsung menyeka airmatanya dan menatap Alan sekilas. "Gue lagi rindu sama kak Angkasa." Ujar Nalla yang kembali menatap foto Almarhum sang kakak.
Alan menarik Nalla kedalam dekapannya. Lalu mengelus rambut Nalla lembut.
"Nangis aja, gapapa." Ucap Alan.
Nalla semakin mengeratkan pelukannya kepada Alan, bahkan ia menyembunyikan kepalanya di dada Alan. "Lo jangan ninggalin gue, gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang, itu rasanya sakit banget kayak gue kehilangan Kak Angkasa dulu."
Alan terdiam.
Nalla melepaskan pelukannya, lalu ia menyentuh pipi Alan sambil menatap cowok itu lama. "Gue janji bakal jadi Istri yang penurut, gue gak akan melawan, gak akan keras kepala, gue akan merubah sikap gue yang labil ini." Ucap Nalla sambil menyeka air matanya. Lalu kembali menatap Alan dengan sayu.
Alan tersenyum lembut, "Gue lebih suka sama sifat asli lo."
Nalla mengulumkan senyumnya dan masih menatap Alan.
"Mau ikut gak?" Tanya Alan tiba-tiba.
Nalla mengerutkan dahinya, "kemana?"
"Kemanapun, asal sama lo." Ujar Alan yang kini berjalan menuju lemari Nalla, mengambil sesuatu disana.
Seketika Nalla mendadak blushing.
Alan kembali mendekat kearah Nalla, setelah itu ia berjalan ke belakang cewek itu dan segera memakaikan jaket ke tubuh Nalla dengan sangat hati-hati.
Nalla menahan senyumnya.
Setelah memakainya jaket ke tubuh Nalla, Alan memutar tubuh Nalla agar menghadapnya, "Gue mau, malam ini lo spesial buat gue." Ucap Alan sambil menatap Nalla intens.
Entahlah, jantung Nalla sejak tadi berdetak tidak karuan, namun ia tetap menjaga sikapnya didepan Alan. "Ki-kita mau kemana?" Tanya Nalla mengalihkan ucapan.
Alan tidak menjawab, ia kini memegang tangan Nalla dan segera keluar kamar.
______________
Alan kembali mengajak Nalla ke pantai.
Baru saja Nalla akan turun, Alan menahan tangannya. "Malam ini gue harap lo jangan sedih lagi." Mendengar itu, Nalla kembali menahan senyumnya untuk yang kesekian kali.
Setelah mengatakan itu, Alan mengacak puncak rambut Nalla pelan. "Yaudah, turun sana. Gue mau ambil alat Camping." Ujar Alan yang kini meraih tas besar si kursi belakang.
Nalla baru menyadari kursi belakang penuh eh barang Alan. "Camping? Kita mau camping disini?" Tanya Nalla antusias.
"Iya, sayang." Jawab Alan sambil membuka tas tersebut dan mengambil sesuatu disana.
"Ini, pegang, Buat makan kita nanti." Alan memberikan sekantong makanan yang berisi sosis, ayam, ikan dan lainnya. Seketika Nalla mendadak menutup hidungnya. "Ini, mentah? Ew banget." Ucap Nalla sambil memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NALLAN
Teen Fiction"Tinggal di rumah Alan adalah kesialan se-umur hidup." -Nalla Azzura. //Jangan lupa follow sebelum baca ya🙆// #1 School (23/sept/2020) #1 Diary (23/sept/2020) #1 Ketua Osis (27/okto/2020) #1 Satu Atap (27/okto/2020) #1 fiksi penggemar (6/november...