17

230K 24.1K 4.8K
                                    











Kini Nalla sedang menatap sebuah foto dua orang gadis kecil sedang memakan ice cream. Mereka seperti dua bocah kembar, baik itu tas, pakaian, serta rambut. Mereka sangat kompak dalam hal apapun.

Senyum Nalla terpapar jelas mengingat masa-masa dirinya dan Alisa ketika kecil. Nalla ingat ketika pertama kali ia bertemu dengan Alisa, tetangga baru yang ia tahu bahwa Alisa hanya bersama sang kakaknya- Anisa tinggal berdua, kedua orang tua Alisa telah meninggal dunia di karenakan kecelakaan, semenjak mendengar itu, Nalla terus berjanji kepada Alisa bahwa ia tak akan meninggalkannya, namun kini Nalla menyesali semuanya.

"Kenalin, nama aku Alisa Febriana, panggil Alisa aja ya, jangan Lisa, aku gak suka."

Nalla menahan tawa mengingat masa itu, dimana Alisa menyodorkan tangannya berharap Nalla membalasnya, namun nyatanya, dulu Nalla sangat judes, sekarang pun masih sama.

"Gak ah, aku gak mau punya teman, aku maunya main sendiri aja. Kamu jangan deket-deket, sana!"

Lagi-lagi Nalla menahan tawanya mengingat dirinya yang dulu sangat kejam kepada Alisa. Sampai seketika ia sangat kesepian dan membutuhkan seorang teman perempuan, dan akhirnya, Nalla memutuskan untuk mendatangi Alisa yang tengah bermain di halamannya.

Tok..tok...

Nalla membuyarkan lamunannya. Kakinya melangkah membuka pintu kamar.

Alan, cowok itu berdiri di ambang pintu ketika Nalla membukanya. Nalla terdiam beberapa saat, ia masih cangung kepada cowok ini. Alan sudah mencuri first kiss nya, namun itu hanya sekilas.

"Kenapa?" tanya Nalla canggung.

"Ayo, bolos."

Nalla sontak kaget serta terdiam beberapa saat. Apa maksud cowok ini? Kemarin baru saja membuat Nalla kesal dengan kelakuan yang tidak pernah Nalla bayangkan sebelumnya, kini cowok itu akan melakukannya hal aneh lainnya.

"Lo, sehatkan?" tanya Nalla lagi, sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap kesal kepada orang di hadapannya.

Alan mendekat, tangannya langsung menoyor kepala Nalla dan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah gadis itu, sekarang jarak mereka sangatlah dekat. "Lo pikir gue ngajakin lo, terus kita berdua ke..."

Nalla menahan napasnya, ia menunggu jawabannya Alan.

"Jangan geer, bokap gue nyuruh kita ke bandara hari ini." ucap Alan sambil menjauhkan wajahnya dari hadapan Nalla.

Nalla tertawa kesal, Seolah menghilangkan kegugupannya. "Siapa juga yang geer!"

"Terserah, yang penting nanti jam sembilan lo udah siap, jangan lama dandan dan___"

"Tunggu," Nalla memotong ucapan Alan cepat. "Kenapa mau ke bandara? Lo mau ke luar kota? Atau luar negeri?" tanya Nalla sambil menahan tawanya.

Alan maju selangkah, menatap Nalla sambil menaikan sebelah alisnya. "Lo yakin..." cowok itu menggantungkan kalimatnya. "Gak mau ketemu sama sahabat tersayang lo? Alisa?"

Detik berikutnya, Nalla berbinar sambil bersorak senang.

Tanpa ragu, Ia langsung memeluk Alan.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang