4

312K 29.3K 4.4K
                                    







Brak!

Nalla membuka pintu kelasnya dengan sekali dorongan, membuat semua penghuni kelas terkejut dan langsung menatap Nalla yang berjalan menuju bangkunya dengan wajah menahan amarah. Mereka saling berbisik kepo.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada cewek itu? Bukannya Nalla baru saja berkelahi dan berakhir di Ruang OSiS?

Ernon, Dinda dan Chelin langsung mengerubungi Nalla. Melihat kondisi Nalla saat ini, mereka enggan mengomentari apa yang terjadi. Mereka memilih berpikir apa yang ingin mereka tanyakan.

Akhirnya Dinda menarik napas perlahan. "Nalla, nanti sore ke Mall yuk, soalnya mami gue lagi gak____"

Dinda meringis. "Sakit bego!" ia langsung memegang kakinya yang di injak oleh Ernon.

"Jangan ke Mall dong. Uang gue kritis ni!" kecut Ernon sambil memelankan suaranya, lalu melirik ke sekelilingnya, takut teman-teman dikelas ini mendengar.

Dinda dan Chelin memutarkan bola matanya.

"Serius, ajak Nalla ke mana kek yang penting gak ngabisin duit, kan Nal." tambah lagi Ernon meyakinkan Nalla.

"Bolos aja sekarang."

Ketiga orang dihadapan Nalla menahan kaget. Mana mungkin dengan masalah baru yang timbul kini Nalla mengajak ketiga temannya bolos. Yang ada itu malah membuatnya semakin kembali mendapatkan masalah.

"Nal, bentar lagi Ibu Deswita masuk, nanti pasti bakalan-"

Nalla berdiri merapikan bajunya. "Kalau kalian gak mau ikut gak papa, gue mau ke kantin Bi Imay." Nalla berdiri, lalu berjalan keluar kelas meninggalkan ketiga temannya yang kebingungan.

Tanpa berpikir panjang. Tiga orang itu akhirnya mengejar Nalla keluar kelas.

"Kalian mau ke mana?" suara Dimas menghentikan langkah kaki tiga orang itu.

Dinda langsung menatap tajam ke arah Dimas. "Udah deh, lo cupu jangan ikut campur urusan orang!" gertak Dinda.

Dimas memilih diam tak menjawab.









***
 






Kelas mendadak sunyi.

Bu Deswita sedang melirik ke berbagai arah, tepat di saat matanya berhenti pada bangku tempat duduk Nalla, dan ketiga temannya, wanita itu menggeleng  dan mengelus dadanya. Kemudian ia memilih duduk ditempatnya dan membuka buku absen.

"Sejak kapan Nalla dan tiga sekawannya itu bolos, lagi?" tanya Bu Deswita dengan suara lantang, membuat semua murid dihadapannya menunduk takut.

Dimas yang sebagai Ketua kelas pun kini mengepalkan tangannya kuat, hal itu untuk menghilangkan rasa gugup ketika dirinya di tanya nanti. Bukan sedang dendam dengan seseorang.

"Kenapa tidak ada yang menjawab? Dimas?" Dimas seketika memejamkan matanya, lalu membuka perlahan sambil tercengir tampak tak berdosa.

"Anu, anu, Bu..."

"Kenapa?" tanya Bu Deswita sekali lagi, membuat Dimas menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bu." panggil seseorang yang sedang duduk santai disudut, Membuat semua mata teralih padanya.

"Ya, kenapa?" tanya Bu deswita.

Gibran tampak berpikir, lalu ia berdiri dan mendekat ke arah wali kelasnya itu. Membuat semua temannya mendadak bingung, mungkin mereka berpikir Gibran akan membuat masalah lagi. Ya, cowok itu memang terkenal dengan kenakalannya.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang