29

207K 20.9K 2.8K
                                    










Anhar lelah.

Sejak tadi ia terus mengikuti Nalla berjalan sepanjang pantai, bahkan Nalla juga menyuruhnya membawa sepasang sepatu milik Nalla.

"Lo lelet amat sih, jalannya. Cepet dong." Harus extra sabar jika harus bersama seorang Nalla. Cewek yang selalu sensitif bila di ajak bicara, cewek yang selalu kehilangan mood dengan tiba-tiba dan cewek yang super manja yang selalu membuat Anhar, entahlah. Baru saja mengenal Nalla, entah mengapa dirinya merasa lebih bahagia dari sebelumnya.

"Woi! Lo budeg ya? Jalan di sebelah gue sini! Kek babu gue aja lo di belakang." Kalimat pedas Nalla tidak membuat Anhar merasa ilfeel atau kesal, namun ia merasa Nalla adalah cewek yang selalu menyembunyikan kesedihannya setiap saat.

"Iya, mending balik yok, udah hampir jam 8 malam nih, lo gak capek apa? Entar masuk angin tau rasa lo!"

Mendengar ucapan Anhar, Nalla menjadi kesal. "Yaudah, kalau lo mau balik, balik aja sana! Yang ada lo bakal di wawancarai sama semua orang di rumah. Kemana Nalla? Dimana Nalla? Bukannya tadi Nalla sama kamu, ya?" ucap Nalla sambil mengikuti gaya bicara wartawan.

Benar juga kata Nalla. Anhar pasti akan disodorkan berbagai pertanyaan. Apalagi mengingat Alan yang- entahlah Anhar merasa gelisah.

"Nal, ayo pulang. Gue takut Alan nyalahin gue karena_____"

"Karena lo takut sama dia? Iya? Cih, pengecut lo." ejek Nalla dengan tampang remeh. Satu pikirannya pun tiba-tiba muncul, Nalla kemudian mendekat ke samping Anhar.

"Har, gue laper, makan yuk."

"Mending makan dirumah aja, ya." jawab Anhar dengan tenang, berusaha membujuk Nalla agar mau pulang ke rumah.

"Gak! Gue mau makan di kafe deket sekolah. Ya, please..." Lagi-lagi wajah Nalla menunjukan ekpresi sedih dan berusaha memohon pada Anhar agar kembali taklukan padanya.

"Yaudah, ayo."






______








"Lo ngapain ngajakin gue ke laut?" tanya Alisa yang masih terlihat gelisah dari raut wajahnya.

Alan berlari ke tepi pantai, tanpa bertanya lagi, Alisa mengejar Alan yang mendadak jauh. Alan terlihat mengedarkan pandangannya dari setiap ujung pantai dan daerah pantai. Ia berhenti tepat di dekat bebatuan besar yang dulu pernah dirinya dan Nalla singgahi.

"Disini gak ada siapa-siapa, Nalla juga gak mungkin kesini malem-malem gini, mendingan cari Nalla di tempat lain aja, Lan." saran Alisa sambil ikut mengedarkan pandangannya.

Kini Alan bersumpah serapah di dalam hatinya.

Kemana Anhar membawanya pergi? Ia takut Anhar melakukan sesuatu pada Nalla. Alan bersumpah jika terjadi sesuatu pada Nalla, Alan tak akan segan-segan menghabisi Anhar, sepupunya sendiri! Camkan itu.

Saat Alisa melihat Alan, ia menjadi tertegun. Bisa di lihat wajah Alan sekarang yang sangat dingin dan rahang mengeras. Alisa tahu, laki-laki itu sangat khawatir pada Nalla.

"Yaudah, Lan. Jangan khawatir, Nalla pasti baik-baik aja. Nalla itu cewek kuat, dia gak akan segan-segan kok ngehajar orang yang mau berbuat buruk sama dia. Lo tau kan sifatnya Nalla gimana? Yok, ke mobil. Kita cari Nalla ke tempat lain." Alisa menarik Alan menuju mobil.

Namun, pikiran Alan masih terus berputar-putar, ia tahu Nalla adalah cewek yang kuat dan tidak mudah untuk orang bisa menyentuhnya, namun kali ini yang pergi bersama Nalla adalah Anhar, sepupunya sendiri yang Alan sudah tahu bagaimana sifat Anhar sejak kecil, merebut mainannya. Sekarang apalagi yang akan Anhar lakukan?










NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang