NALLAN

38

"Gangguin lo udah jadi hobi baru gue."

-Gibran

__________

LINE

Dinda : P

Dinda : Nal, jd kn? Gw sm Ernon udh di Mall, ntar gw send lokasi.

Nalla : ntr dlu.

Dinda : cptan, gw. Lumutan ni😒

Nalla : kyknya ga bs gw

Dinda : HAH? MAKSUD LO?

Nalla : Dsni ad Leona.

Dinda : KOK BISA?

Nalla : g tw. Gatel ni org.

Dinda : knp gaa lo usirrr!

Nalla : mslhnya dia disuruh Bu Deswita buat soal sm Alan.

Dinda : kok mereka berdua yg di suruh?

Nalla : g tw.

Dinda : aduh, jd gmna dong? Alisa katanya bntr lgi mau jmpt lo, rmh kalian kn searah.

Nalla : kalian aj. Gw ga bs.

Dinda : Nalla, gw barusan liat Rava.

Nalla : trs?

Dinda : pleaseeee, cuma lo yg brani. Bantuin gw kek minta id line diaaa😭🙏

Nalla : G

Dinda : ayolahhh pleaseeee🙏🙏😭😭

Nalla menepuk jidatnya, hampir saja ia lupa. Ia teringat ucapan Chelin tadi siang. Apa ia harus melakukannya? Tidak. Tampaknya ini masalah besar. Dinda yang sangat menyukai Rava, dan apa Nalla harus menuruti ucapan Chelin?

Nalla mengeratkan genggamannya pada ponsel.

Cewek itu terduduk lemas di lantai kamarnya. Seolah pikirannya terus saja berputar-putar.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Pilihannya cuma dua. Pernikahannya akan terbongkar atau memilih untuk mendekati Rava.

Mengingat Alan yang sangat berprestasi di sekolah, Osis, dan bidang lainnya di tambah ia yang begitu di sanjung dan di puji oleh Kepala Sekolah, Guru-Guru dan seluruh warga Sekolah, membuat Nalla menjadi sangat takut ketika membayangkan Chelin berhasil membongkar identitas Alan yakni sudah menikah. Bisa gawat jika Chelin melakukan hal itu.

Ia jadi teringat Mamanya. Sayang sekali sang Mama sudah ada di bandung. Pasti menemuinya akan menunggu waktu yang sangat lama, mengingat sang Mama harus mengurus pekerjaannya yang begitu banyak disana, ingin sekali Nalla menceritakan semuanya kepada sang Mama, mengadukan semua masalah yang selalu ia terima.

Mustahil untuk saat ini.

Tring.

Sebuah notifikasi Line masuk. Nalla segera mengeceknya.

Alisa : gue udh di depan Apartemen, tapi kyknya lg ada tamu ya?

Nalla mengabaikan pesan itu. Ia lalu berdiri, sekarang ia tahu apa yang harus ia lakukan. Tidak lupa, sebelum menutup pintu kamar, Nalla menarik cardigan yang tergantung di belakang pintu.