28

202K 20.6K 1.4K
                                    

"Pulanglah, aku sedang mengkhawatirkanmu."





___________









"Halo, Alan."

Baru saja Alan memasuki rumahnya, seorang wanita menyapa dan mendekat. Ya, Alan mengenalnya.

Dia adalah Mama kandung Nalla. Wanita itu tersenyum lembut, Alan langsung menyalaminya dengan sopan. Ia tampak senang melihat Lia yang menyapanya ramah.

"Apa kabar, tante?"

"Baik, kamu gimana?" tanya Lia.

"Alhamdulillah, aku baik." mendengar ucapan Alan, Lia merasa senang.

Lia tahu keputusannya mungkin menekan Alan untuk melakukannya. Namun, Lia tahu bahwa Alan adalah sosok laki-laki yang baik, sabar dan sangat pintar dalam mengatasi hal apapun.

"Bagus kalo kamu baik-baik aja. Oh iya, Nalla masih di salon, ya?" tanya Lia sambil melirik ke arah jam yang ada di dinding, tepat pukul lima sore.

Alan mengangguk. "Maaf Tante. Alan tadi gak sempat nganterin, ada tugas di sekolah yang mendadak, jadi____"

"Udah, gak apa-apa. Cepat mandi dulu sana, tante mau ngomong hal penting sama kamu." mendengar ucapan Lia, Alan mengangguk patuh.

"Alan ke atas dulu, Tante." pamit Alan lalu bergegas menuju lantai atas.







_____








"Sejak kapan lo suka nongki di tepi laut?"

Pertanyaan Anhar sontak membuat Nalla terdiam beberapa saat. Sejak kapan? Ya, sejak Alan mengajaknya ke tempat ini. Tempat di mana semua pikiran gelisahnya lenyap seketika.

Menikah bukanlah keinginannya.

Apa yang akan ia lakukan di usia sekarang ini? Banyak temannya yang membahas tentang cita-cita dan keinginan, namun sayangnya nasib Nalla sangatlah buruk. Mengapa semua terjadi padanya? Apalagi mengingat kedua orang tuanya yang berpisah secara tiba-tiba, entah apa permasalahannya.

Yang jelas semua menimpah Nalla. Semua terjadi di kehidupannya.

"Nalla, lo gak apa-apa kan?"

pertanyaan Anhar sontak membuat Nalla mengerjab beberapa kali. Lalu ia menggeleng cepat.

"Cerita aja kali, jangan malu-malu."

Pletak!

Detik berikutnya Anhar mengadu kesakitan, kepalanya di jitak oleh Nalla dengan kuat. "Lo cewek bukan sih? Kuat bener jitak gue." tanya Anhar seolah tak percaya dengan kekuatan yang di miliki Nalla.

Nalla tersenyum sinis. "Lagian lo ngeselin!"

"Lo yakin gak mau pulang, bentar lagi malem loh." ujar Anhar seolah membujuk Nalla secara perlahan agar mau pulang.

Nalla menggeleng kuat. "Gak, gue mau disini aja. Enak disini, udaranya dingin, pikiran gue tenang, dan gak ada pengganggu, ya kecuali elo, sih!" ujarnya menatap sinis ke Anhar.

Jujur saja, Anhar masih gelisah. Ia takut akan hal dimana semua orang menuduhnya menculik Nalla, atau membawa Nalla pergi.

Ia juga takut melihat Alan yang mungkin tak akan segan-segan melukai dirinya.

Namun, ia juga merasa iba pada Nalla. Sepertinya cewek ini ingin menenangkan diri dengan mengajak Anhar duduk di tepi laut yang matahari mulai bersembunyi menutupi cahayanya.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang