56

220K 21.1K 17.7K
                                    

MAMA MUDA
VS
MAMA AWET MUDA

_____________

"Kayaknya gue ke rumah Alisa aja deh. Muka Alan gak enak banget." Bisik Dinda kepada Nalla.

Nalla menghela napasnya. ketika melihat Alan sudah naik ke lantai atas, ia mengajak Dinda duduk di sofa. "Di sini aja udah, gak papa kali. Lo tau kan Alan emang kayak gitu orangnya.  gue juga belum denger cerita kenapa lo bisa kabur kayak gini." Ujar Nalla.

"Bokap sama nyokap gue berantem." Mendengar itu Nalla menahan kagetnya dan langsung memeluk Dinda.

"Sejak kapan ini terjadi sama lo?" Tanya Nalla.

Di pelukan Nalla, Dinda menahan airmatanya agar tak turun. Ia kembali memikirkan bagaimana pertengkaran kedua orangtua tadi. Menyeramkan jika mengingatnya.

"Din, lo jangan mendem sendiri. Gue, Ernon sama Alisa ada buat lo." Ucap Nalla menenangkan Dinda.

"Nal, lo yakin gak takut berumah tangga? Kayaknya kalau untuk gue, gue bakal trauma deh." Ucap Dinda yang mulai meneteskan airmatanya.

Nalla terdiam.

Benar. Ucapan Dinda nyata. Nalla bisa melihat sekitarnya, semua hancur. Apalagi mengingat kedua orang tuanya yang kini telah berpisah. Nalla tidak membayangkan ia dan Alan akan seperti itu.

"Jangan sampai lo berdua ngalamin masalah Nal, gue gak mau sahabat gue sakit hati." Ucap Dinda yang kini beralih menatap Nalla.

Tidak, Nalla menepis pikiran buruknya.

Semoga ia dan Alan terus bersama hingga maut memisahkan mereka. Aaminn-kan dong guys.

"Iya," ucap Nalla sambil mengulumkan senyumnya. Ia juga sudah lega menyatakan perasaannya pada Alan. Apakah Nalla dan Alan sekarang sudah menjadi suami istri yang sesungguhnya? Nalla kembali menahan senyumnya, mungkin saja mereka akan berpacaran dulu.

Dinda menyipitkan matanya. "Cie, ngapain ni senyum-senyum?" Tanya Dinda sambil mencolek dagu Nalla dengan gemas.

Baru saja Nalla akan menjawab, ia kembali menutup mulutnya di karenakan Alan turun dari tangga dengan wajah datarnya.

Dinda yang baru menyadari Alan sedang berjalan menuju mereka langsung mengatup mulutnya.

Tanpa bicara sepatah katapun, Alan memberikan ponsel Nalla, membuat si pemilik ponsel itu mengerutkan dahinya. Ketika mengetahui Alan memberikan tatapan lain, Nalla menjadi mengerti apa maksud Alan.

"Alan, g-gue izin tidur malam ini disini ya, soalnya-"

Belum selesai bicara, Alan pergi begitu saja menuju lantai atas kembali. Membuat Dinda cengo mendadak. "Nal, Alan marah ya sama gue?" Tanya Dinda.

Nalla kembali memeluk Dinda, "udah gak usah di pikirin. Mending lo cerita kenapa bokap sama nyokap lo bisa sampe kelahi, setau gue, kedua orang tua lo romantis banget." Puji Nalla.

Dinda menundukkan kepala. "Jangan nilai orang dari covernya Nal, orang tua gue kalo di depan umum memang nebar romantis, kalo di belakang mereka sering banget ribut, apalagi nyokap gue yang selalu ngebantah larangan bokap gue." Ucap Dinda sambil menghela napas beratnya.

"Yang sabar ya Din, kita sama-sama ada masalah keluarga juga, Kayaknya masalah gue lebih berat dari elo, Din. Bahkan, orang tua gue juga udah pisah karena bokap selingkuh." Ucap Nalla.

Akhirnya mereka berpelukan, mencoba mengurangi rasa sakit di hati.

Tring.

Nalla dan Dinda langsung melepaskan pelukannya ketika ponsel Nalla berbunyi.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang