6

301K 27.9K 3K
                                    








Seluruh tubuh Nalla terasa remuk saat ini. Ia beralih mengambil bantal guling disampingnya, lalu mencoba memejamkan mata kembali. Namun nihil, ia benar-benar tidak bisa tidur.

Haruskah ia turun untuk mengisi perutnya yang kosong?

Satu kata, mager.

Oh tuhan, Nalla benar-benar tidak mengasihani perutnya, ia lebih memilih mageran.

Ia lalu mengecek jam diponselnya. Pukul 17.30 WIB. Ia lalu memaksa tubuhnya untuk berdiri, kemudian ia mengikat rambutnya asal dan membereskan tas serta sepatu yang masih tergeletak dilantai.

Tak sampai disitu, Nalla mencoba menghilangkan kemagerannya dengan membereskan kamar.

Saat ia menutup tirai gorden kamarnya, matanya menangkap seorang kurir yang membawa sekotak pizza ditangannya.

Jangan Nal, lemak. Ingat lemak.

Nalla mencoba untuk menahan, walaupun badannya tidak gemuk, Nalla menghindari lemak karena itu akan bisa membuat badannya menjadi bengkak. Ya, Nalla tidak suka jika ada yang mengatakan hal itu padanya.

Nalla menutup gorden rapat-rapat.

Ia kembali membereskan meja kosmetiknya yang berantakan. Matanya sempat menatap kalender yang bergambar pizza?

Shit!


Tiba-tiba suara bel pintu rumah berbunyi.

"Paket..."

Teriakan itu membuat Nalla menutup telinganya.

Sudah hampir dua puluh detik, suara teriakan abang kurir itu memekakan telingannya.

Walaupun posisi orang itu di bawah sana, suaranya memantul ke arah atas kamar Nalla.

Dengan kesal, Nalla membuka jendelanya.

"Bisa diem gak bang." teriaknya dari atas.

Abang kurir yang merasa disebut pun langsung menatap ke atas tepat ke arah Nalla. "Hai neng, ambil nih pesanannya."

"Atas nama siapa?"

Orang itu pun langsung mengecek kotak yang ia pegang. "Alan, tapi bukan COD." ucapnya sambil melihat kembali ke arah Nalla.

Sebuah ide muncul di kepala Nalla.

"Itu pesanan saya, bang."







***







Nalla menutup pintu rumah setelah mendapat sekotak pizza di tangannya. Wajahnya kembali ceria dan penuh kebahagiaan karena mendapat pizza gratis. hingga ia lupa jika seseorang sedang memperhatikannya.

Nalla berhenti melangkah.

Ia baru sadar, saat ini Alan sedang menatapnya terang-terangan.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang