don't always get sick, I can't think calmly
_________
Suara tirai gorden berbunyi. Memancarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar. Membuat Nalla segera membuka matanya perlahan. Siapa yang sudah mengganggu tidur nyenyaknya?
Seorang wanita yang tengah berdiri tak jauh dari ranjang tempat Nalla tidur kini menatap Nalla sambil menggelengkan kepalanya.
"Duh, pengantin baru." Ujar Misha sambil terkekeh.
Nalla langsung tersadar sepenuhnya. Nyawanya tiba-tiba saja terkumpul dan segera ingin berdiri, namun tubuhnya tertahan oleh lengan seseorang. Sontak saja Nalla melototkan matanya melihat Alan yang masih tertidur pulas sambil memeluknya.
Ini salah paham.
Cepat-cepat Nalla menggelengkan kepada mertuanya. Agar tidak mengira Misha salah paham terhadap ini. "Nggak bunda, Nalla gak tau kalo Alan-"
Nalla tiba-tiba terdiam saat Alan bergerak dan membuka matanya. Alhasil Alan menahan kagetnya ketika melihat Mamanya berada di hadapannya.
"Mama." Ucap Alan yang langsung duduk dan kembali menatap jelas di hadapannya bahwa itu sang Mama yang nyata.
"Udah-udah, Mama udah masak untuk kalian, ayo turun. Kalian juga harus sekolah." Ucap Misha yang kini berjalan meninggalkan kamarnya sambil menahan tawa, entah apa yang ia pikirkan saat ini.
Nalla dan Alan masih sama-sama terdiam di atas ranjang. Hingga Nalla yang tersadar dari lamunannya dan langsung memukul Alan dengan bantal. "Lo ngapain sih tidur disini? Jangan-jangan lo tadi malam ngapa-ngapain gue ya!" Tuduh Nalla dengan tatapan tajamnya.
Alan terkejut mendengar perlontaran Nalla. Cewek di hadapannya ini seketika membuat paginya menjadi buruk. Bagaimana tidak, ia ingat betul tadi malam bahwa di saat Nalla mabuk, wanita inilah yang terus mendesak kepadanya agar melakukan hal-hal di luar batas. Dan sekarang? Alan di tuduh dengan mudahnya.
"Makanya jangan banyak minum alkohol." Ujar Alan dan langsung menoyor kepala Nalla. Cepat-cepat Alan turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi.
Nalla terdiam.
Alkohol? Gue tadi malam minum alkohol?
Ingatan Nalla mendadak buntu. Ia hanya mengingat dirinya di ajak oleh Chelin ke tempat neraka itu dan bertemu Gibran serta teman-temannya. Dan setelah itu ia tidak ingat. Terakhir kali Gibran memberikan...
Nalla langsung menutup mulutnya.
Ia ingat. Gibran menawarkan alkohol padanya. Ralat, bukan menawarkan. Melainkan memaksanya untuk meminum alkohol itu.
Ya, sangat banyak. Entah berapa botol. Yang pasti setelah meminum minuman terlarang itu, Nalla sudah tidak ingat apa-apa lagi.Mampus gue, jangan bilang gue di apa-apain lagi sama Gibran.
Nalla kembali berpikir. Bisa jadi Alan datang di waktu yang tepat untuk menolongnya. Buktinya, Alan tidak memarahinya pagi ini. Itu berarti, tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
Nalla menjadi sedikit lega. Namun, ia harus tahu apa yang sudah terjadi tadi malam. Menanyakan sekarang kepada Alan bukanlah waktu yang tepat. Apalagi mertuanya sedang berada disini.
Buru-buru Nalla mengikat rambutnya yang terurai dan Ingin menuju dapur untuk membantu Bunda yang tengah menyiapkan sarapan pagi. Namun anehnya, disaat Nalla akan menyibakkan selimut, dahinya berkerut seketika.
"Perasaan gue, tadi malem kan pake baju yang di kasih Chelin. Kok beda sekarang?" Ucap Nalla bingung. Sedetik kemudian ia menutup mulutnya. "Jangan-jangan Alan yang ganti." Ucapnya lagi dengan menahan kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
NALLAN
Teen Fiction"Tinggal di rumah Alan adalah kesialan se-umur hidup." -Nalla Azzura. //Jangan lupa follow sebelum baca ya🙆// #1 School (23/sept/2020) #1 Diary (23/sept/2020) #1 Ketua Osis (27/okto/2020) #1 Satu Atap (27/okto/2020) #1 fiksi penggemar (6/november...