Yakinlah, bahwa engkau adalah hamba Allah yang memiliki kesabaran tanpa batas saat menghadapi masalah.
***
Setelah kepergian Maida, Nasha yang berbekal ilmu bela diri mencoba menghalau setiap penjahat itu. Dengan bantuan semprotan merica ia sedikit mengimbangi perlawanan. Satu per satu dia lawan para pelaku begal itu.
Jika seseorang melihat kejadian ini, mereka mungkin akan melihat adegan mengagumkan Nasha. Yang mungkin jika mencuat ke media Nasha akan di juluki super hero.
Tapi, realita berkata lain. Mereka pria tenaganya jauh berbeda dengan Nasha. Dapat bertahan lama. Nasha ketakutan saat mereka mulai menyerang. Bahkan ada seseorang yang mencoba menggunakan senjata tajam. Nasha mencoba menghindar. Dia harus bertahan apa pun yang terjadi. Nihil, saat Nasha mencoba menyemprotkan mereka cairan merica itu sudah habis dari botolnya.
BRUK..
Seorang wanita yang menjadi korban begal mencoba membantu Nasha dengan menggunakan tongkat baseball. Salah satu pria mengaduh kesakitan. Nasha semangat kembali, dia tidak berjuang sendiri. Bersama seseorang yang ternyata itu adalah Cindy.
Cindy mencoba memukul sekuat tenaga, melakukan perlawanan pada begal itu. Sementara Nasha sibuk berkelahi layaknya pria. Harusnya disaat seperti ini ada seorang pahlawan yang menolong. Tapi, nihil tidak ada seorang pun melewati jalan ini.
Nasha tersungkur ke jalanan, terkena pukulan keras pada perutnya. Sungguh itu sangat membuat Nasha kesakitan.
"Gila ya, cewek berantemnya kayak laki," ujar salah seorang yang berhasil membuat Nasha tersungkur itu.
Nasha ketakutan, bagaimana pun dia wanita. Pria itu berjalan mendekatinya. Tapi di belakang Cindy sudah siap-siap memukulnya. Tiba-tiba saja, tongkat yang Cindy pegang terjatuh. Nasha menoleh ke belakang melihat Cindy tertusuk di bagian pinggangnya.
"Tadinya, kami tidak berniat ada adegan pertumpahan darah disini. Tapi, kalian malah melawan. Terutama anda nona," tunjuk sang pelaku penusukan itu.
"Wajah anda seperti tidak asing," kata sala satu dari mereka melihat Nasha.
Seakan sebuah tontonan, para pembegal itu malah menertawakan. Nasha berontak ketika salah satu dari mereka mencoba menyentuhnya. Sementara dua diantara mereka melancarkan aksi mencari barang berharga dan uang di dalam mobil.
Dengan kekuatan tersisa, Nasha bangkit mencoba menghalangi mereka. Ketika Nasha melayangkan tendangan andalan taekwondo-nya, Cindy berusaha bangkit meski rasa ngilu itu terasa di pinggangnya. Ia mengambil tongkat dan memukul bagian leher belakang pria yang berusaha mengambil barangnya.
Cindy kaget. Pasalnya dia membuat pria itu tidak sadarkan diri. Ternyata hal di film itu dapat terbukti nyata. Cindy sudah membuat dua pria itu tidak sadarkan diri. Tinggal tiga pria tersisa, ini tugas terakhir Nasha. Ia menarik baju pria itu dan mereka berkelahi. Tanpa melihat siapa yang menjadi lawan.
Salah satu dari mereka lagi dan lagi mengeluarkan pisau belati. Nasha coba menghindar meski lengannya sempat terkena membuat cairan merah itu mengalir. Sakit, perih sudah pasti tetapi Nasha masih bisa bertahan.
Disini, bisa dilihat bahwa Nasha wanita tangguh. Nasha dan Cindy saling membantu satu sama lain. Nasha berhasil melumpuhkan salah satunya lagi.
Sreett.. Cindy meringis kala belati mengenai tangannya. "Kamu ingin melihatnya mati sekarang?" ancamnya, Nasha bergeming.
Sementara itu Maida berlari sekuat ia mampu. Sesekali ia melihat jam tangannya. Dia berpikir, sehebat apa pun Nasha dalam bela diri. Hanya Tuhan yang mampu menolongnya bertahan. Pasalnya lawan Nasha adalah kelompok orang jahat yang tidak segan melukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is on Paper
General FictionNasha yang terbiasa hidup bebas kesana kemari berkeliling Indonesia karena hobi jalan-jalannya ternyata diam-diam dijodohkan. Mengetahui hal itu jelas Nasha menolaknya toh dia belum tertarik dengan pernikahan, Nasha juga berpikir hal itu akan membat...