Tidak apa tidak cinta. Selagi hidup bersama, kata orang cinta hadir karena terbiasa.
Tapi aku takut, takut terbiasa dan cinta itu hadir. Hadir tidak terbalas.•••
Nabil membuka matanya saat terdengar adzan subuh berkumandang. Jarak rumah Nasha yang tidak terlalu jauh dari masjid membuat suara adzan terdengar nyaring. Ketika Nabil melihat ke samping kirinya, di lihatnya Nasha yang tertidur pulas. Ia sempat kaget karena di sampingnya ada wanita. Namun ketika diingat lagi. Wanita itu adalah istri sah nya.
Nabil langsung bangun ke kamar mandi segera berwudhu untuk pergi ke masjid sholat berjamaah. Nabil mengenakan sarung dan koko berwarna pastel. Tidak lupa kopiah hitam dan sajadah. Nabil berangkat sholat subuh tanpa membangunkan Nasha. Setelah beberapa menit kemudian Nabil pulang bersama dengan saudara-saudara Nasha dan ayahnya dari masjid. Sementara itu, Nasha masih tertidur pulas.
Ibu Nani sedang mempersiapkan sarapan. Sementara ketiga kakak ipar Nasha sibuk berbenah di rumah. Mempersiapkan kebutuhan suaminya juga. Ibu Nani yang belum melihat Nasha menanyakan keberadaannya. Apa mungkin Nasha belum bangun?
Nabil memasuki kamar Nasha dengan membuka pelan pintunya. Ia beristigfar melihat Nasha yang masih tidur dengan posisi yang acak-acakan. Nabil harus membangunkan Nasha, bagaimana pun juga sekarang Nasha adalah tanggung jawabnya.
Dengan lembut ia mencoba membangunkan Nasha. Memanggil namanya tanpa menyentuhnya. Nasha masih belum bangun dari mimpinya. Menepuk pelan pundak Nasha berharap agar ia bangun. Merasa terganggu akhirnya Nasha membuka matanya pelan. Ketika matanya terbuka sempurna Nasha menjerit kaget, ia terkejut melihat Nabil. Sementara Nabil memejamkan matanya. Suara itu sampai terdengar ke kamar Nidha yang sedang memakai kemeja.
"Itu Nasha kenapa?" tanya Shiva.
"Pengantin baru maklum," ucap enteng Nidha sambil mengancingkan kemejanya.
Nasha baru sadar itu adalah Nabil suaminya, ingat suami. Nasha segera berlari ke kamar mandi karena sadar ia belum sholat subuh. Nabil mengangkat kedua sudut bibirnya melihat kelakuan Nasha.
Nasha memang bukan tipikal gadis se sholihah Siti Khodijah. Bangun subuh saja jika merasa lelah kadang tidak tepat waktu. Bukannya ia tidak mendengar suara adzan subuh hanya saja malas membuka mata dan memilih tidur.
Bukankah di adzan subuh terdengar arti sholat itu lebih baik dari pada tidur. Tapi setan hebat menggoda Nasha. Ia kalah melawan setan.
Melihat Nasha mengenakan mukena, kali pertama bagi Nabil. Pernikahannya memang bukan atas dasar cinta, bahkan sebelum menikah ia sudah berpikir buruk tentang pernikahannya. Tapi, kehidupan pernikahan ini ternyata menyenangkan juga. Melihat sosok baru hadir di hidupnya.
Ketika Nabil sedang mandi, Nasha inisiatif memilihkan pakaian untuk Nabil berangkat kerja.
"Karena ini adalah pernikahanku dan aku istrinya. Sudah sepatutnya aku melayaninya," kata Nasha pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is on Paper
Ficción GeneralNasha yang terbiasa hidup bebas kesana kemari berkeliling Indonesia karena hobi jalan-jalannya ternyata diam-diam dijodohkan. Mengetahui hal itu jelas Nasha menolaknya toh dia belum tertarik dengan pernikahan, Nasha juga berpikir hal itu akan membat...