Part 49 - Pindah

19.5K 888 37
                                    

Perlu waktu untuk menyesuaikan diri.

***

Layaknya tidak bertemu beberapa tahun, Maida dan Nasha terus berjalan beriringan. Mereka keliling mall mencari sesuatu yang tidak jelas. Sampai melupakan bahwa mereka kesini tidak hanya berdua. Nasha melupakan Nabil yang mungkin saat ini tengah menunggunya di toko buku. Lalu, melupakan Alan dan Rasya yang tengah menunggu di restoran.

Nasha mengurus Maida layaknya anak balita. Ia membenarkan ikatan rambut Maida yang sudah berantakan.

"Warnanya berubah lagi, jadi pelangi. Maslah apa aja sih yang kamu alami? Ayo cerita udah lama enggak," kata Nasha yang melihat rambut Maida di ombre.

Jika ingin melihat ke setresan Maida, lihat rambutnya. Karena wanita satu ini akan mengubah warna rambut jika hatinya dalam keadaan buruk.

Tidak jarang Nasha memarahinya, karena cat rambut akan merusak rambut Maida sendiri dan beberapa efek samping yang lain jika dilakukan dengan cara seperti ini.

"Ini salah satunya karena marahan sama kamu," ungkap Maida.

"Maaf--"

"Gapapa. Sekarang kan udah baikan," sela Maida.

***

Maida dan Nasha masuk ke sebuah bioskop untuk menonton film. Tidak lama film di mulai. Nasha dan Maida begitu khusyuk menonton.

Dalam adegan film, si pria ternyata memiliki wanita lain selain istri sah-nya. Beberapa adegan mampu membuat Maida dan Nasha menjatuhkan air matanya.

"Ih gila, sedih. Jadinya nangis pan" ucap Maida begitu keluar dari bioskop sambil mengelap ingus yang keluar dengan tisu.

"Jorok, Mai."

"Orang-orang juga ingusan iya di lap. Kalo di biarin baru jorok," Maida membela diri.

"Ini tempat umum."

"Sabodo. Laper, makan hayu."

Nasha menepuk jidatnya sampai terdengar bunyi. "Ya Allah, Mai. Caca sama Alan kan nungguin kita. Ini udah lebih satu jam."

Maida melirik jam tangannya. "Astaga. Dimana iya mereka, masih nunggu gak iya?"

Maida memeriksa ponselnya, beberpa panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan yang belum di baca. Salah satunya pesan dari Alan yang ke grup whatsapp.

[AreaGibah]

Arsalan:
Burung, jerapah, gajah, monyet. Ih jadi pengen ngabsen penduduk kebun binatang.
Kalian dimana sih?
Gue nunggu sama Rasya udah berjam-jam. Jadi santapan tante nih.

Maida mengernyitkan dahinya. Kebiasaan jika sudah bersama Nasha suka lupa waktu.

Maida:
Maafin aku Alan, Caca :*
Kalian dimana?

Arsalan:
Pan cuman si Rasya yang di kasih emot cium

Maida:
😚😚😚😚😚😚😚😚

Rasya:
Udah balik. BERISIK!

Arsalan:
Si kuya, ganggu orang romantisan. Tinggal senyapkan aja.

Maida hanya membacanya selepas itu hanya Arsalan yang riweuh sendiri. Maida melihat ke sampingnya, dimana Nasha?

"Abis dari mana?" tanya Maida.

"Tuh dari sana, jawab telepon Arta,"  Maida menunjuk ke suatu tempat. "Mana mereka?"

"Udah pulang. Kitanya lama banget sih. Tau sendiri si Arsalan enggak sabaran jadi orang."

My Love is on PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang